Page 47 - BUMI TERE LIYE
P. 47

TereLiye “Bumi” 44



                  halaman  depan  maupun  bela-kang.  Kucingku  itu sepertinya  betulan
                  minggat.  Aku  sementara  menyerah.

                         Sudah  pukul  tujuh  malam,  setengah  jam   lewat   dari   jadwal  biasa-ny a
                  Papa  pulang.  Setelah  mandi,  membantu  Mama  menyiap-kan  makan  malam
                  di  meja,  membantu  Mama  mengurus  mesin  cuci  yang  diantar  toko
                  elektronik,  aku dan  Mama  duduk  di ruang  keluarga,  menunggu  Papa  pulang.


                         ”Papa  kenapa  belum  pulang  juga  ya, Ma?”  aku  bertanya.

                         ”Mungkin  macet.”  Mama  memencet  remote,  mengganti  saluran
                  stasiun  televisi.


                         ”Kita  makan  duluan  yuk, Ma.”

                         ”Tunggu  Papa,  Ra,”  Mama  menjawab  pendek.

                         ”Tapi  Ra  lapar,  Ma.”  Aku  nyengir—memasang  wajah  seperti  tidak
                  makan  tiga  hari.


                         Mama  tertawa,  melambaikan  tangan.              ”Bukannya      kamu  sudah
                  menghabiskan  tiga  batang  es  krim  sore  tadi?  Dasar  gembul.”

                         Aku  memajukan  bibir.  Namanya  lapar,  ya tetap  saja  lapar.


                         Pukul  delapan  malam,  Papa  belum  pulang  juga.  Gerimis  turun
                  membasuh  rumah.  Belum  deras,  tapi  cukup  mem-buat  jendela  terlihat
                  basah,  berembun.

                         ”Tetap  nggak  diangkat,  Ma,”  aku  berseru  dari  meja  telepon.  Baru
                  saja,  untuk  yang  keempat  kali  aku  menelepon  ponsel  Papa.


                         Mama  menghela  napas.

                         ”Kantor  juga  mulai  kosong,  sudah  pada  pulang.”  Aku  men­dekati  sofa;
                  aku  juga  barusan  menelepon  ke  kantor.  ”Kata  sat­pam  kantor  yang
                  menerima  telepon,  Papa  dari  tadi  siang  nggak  ada  di  kantor.  Ra  makan
                  duluan  ya, lapar  berat,  hampir  sem-poyongan  jalannya  nih.”












                                                                            http://cariinformasi.com
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52