Page 7 - Penuntun Praktikum Bahan Pakan
P. 7
BAB 1
PENDAHULUAN
Antinutrisi atau antiniutrient adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam
bahan pakan (pangan) nabati atau hewani yang dapat menganggu penyerapan
nutrisi lain di dalam tubuh. Antinutrisi tidak memberikan pengaruh secara
langsung namun secara tidak langsung dapat mengakibatkan defisiensi zat
makanan tertentu yaitu dengan cara mengganggu fungsi dan pemanfaatan zat
makanan di dalam tubuh. Kandungan antinutrisi yang tinggi dalam pakan akan
memberi efek negatif terhadap proses metabolisme, pencernaan, penyerapan dan
pemanfaatn zat makanan sehingga menurunkan produktifitas ternak.
Antinutrisi dibedakan menjadi tiga tipe yaitu tipe A, tipe B dan tipe C.
1. Antinutrisi tipe A adalah antinutrisi jenis antiprotein.
Antinutrisi jenis Antiprotein ini mengganggu dalam pencernaan protein
maupun absorpsi dan penggunaan asam amino. Antinutrisi jenis antiprotein
adalah protease inhibitor dan lectin.
2. Antinutrisi tipe B adalah antinutrisi jenis antimineral.
Jenis antinutrisi jenis antimineral terdapat pada hijauan dan biji-bijian.
Konsumsi berlebihan antinutrisi tipe B ini dapat menyebabkan intoksikasi akut.
Antinutrisi jenis antimineral adalah Oksalat, asam phytat dan glukosinolat.
3. Antinutrisi tipe C adalah anti vitamin.
Antivitamin secara alamiah bisa mendekomposisi vitamin menjadi komplek
yang tidak bisa diabsorbsi, atau mengganggu kemampuan dari vitamin itu
dicerna atau dimetabolisme. Antivitamin ini adalah asam askorbat oksidase,
anti tiamin factor dan anti piridoksin factor, asam askorbat oksidase merupakan
enzim yang menggandung tembaga yang isa mengkatalisa, poksidasi asam
askorbat bebas menjadi asam diketoglukonat, asam oksalat dan produk oksidai
lainnya.
Adanya senyawa antinutrisi dalam bahan pakan dapat menjadi pembatas
penggunaan bahan pakan dalam ransum. Hal ini dikarenakan senyawa antinutrisi
dapat menimbulkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan produksi ternak.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek negative dari senyawa