Page 41 - Belajar dan Pembelajaran
P. 41

mudah  dibentuk  menjadi  apa  pun  dengan  menciptakan  lingkungan
                  yang relevan
                        Kaum  behaviorisme  berpendirian  bahwa  organisme  dilahirkan
                  tanpa  sifat-sifat  sosial  atau  psikologis;  perilaku  adalah  hasil
                  pengalaman  dan  prilaku  digerakan  atau  dimotivasi  oleh  kebutuhan
                  untuk  memperbanyak  kesenangan  dan  mengurangi  penderitaan.
                  Aliran  behavioristik  yang  lebih  bersifat  elementaristik  memandang
                  manusia sebagai organisme yang pasif, yang  dikuasai oleh stimulus-
                  stimulus yang ada di lingkungannya. Pada dasarnya, manusia dapat
                  dimanipulasi,  tingkah  lakunya  dapat  dikontrol  dengan  jalan
                  mengontrol  stimulus-stimulus  yang  ada  dalam  lingkungannya
                  (Mukminan, 1997:7). Masalah belajar dalam pandangan behaviorisme,
                  secara umum, memiliki beberapa teori, antara lain: teori Connectionism,
                  Classical  Conditioning,  Contiguous  Conditioning,  serta  Descriptive
                  Behaviorisme  atau  yang  lebih  dikenal  dengan  nama  Operant
                  Conditioning.
                        Tokoh-tokoh  penting  yang  mengembangkan  teori  belajar
                  behavioristik, dijelaskan sebagai berikut.
                  A.    Teori Belajar Edward Lee Thorndike (1874 -1949)
                        Teori  belajar  behavioristik  menekankan  proses  belajar  sebagai
                  perubahan  relatif  permanen  pada  perilaku  yang  dapat  diamati  dan
                  timbul  sebagai  hasil  pengalaman.  Perubahan  perilaku  yang
                  disebabkan oleh sakit, stres emosional, atau kematangan tidak dapat
                  disebut  sebagai  belajar.  Thorndike  berprofesi  sebagai  seorang
                  pendidik  dan  psikolog  yang  berkebangsaan  Amerika.  Thorndike
                  mengemukakan,  belajar  merupakan  peristiwa  terbentuknya  asosiasi-
                  asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan
                  respon  (R).  Stimulus  adalah  suatu  perubahan  dari  lingkungan
                  eksternal  yang  menjadi  tanda  untuk  mengaktifkan  organisme  untuk
                  beraksi  atau  berbuat  sedangkan  respon  adalah  sembarang  tingkah
                  laku  yang  dimunculkan  karena  adanya  perangsang.  Stimulus  dapat
                  berupa  sesuatu  yang  merangsang  terjadinya  kegiatan  belajar  seperti
                  perasaan  maupun  pikiran,  dan  hal-hal  lain  yang  dapat  ditangkap
                  melalui  panca  indera.  Respon  adalah  aksi  yang  ditimbulkan  dari
                  pelajar  ketika  dalam  proses  belajar,  yang  bisa  juga  berupa  perasan,



                                                                                     29
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46