Page 15 - Kelompok_Sulawesi_A1
P. 15
Bandang dan Dato’ Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah
raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam. Kerajaan Gowa dan
Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar
dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan Hasanuddin (1653-1669). Ia
berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar sampai ke Matos, Bulukamba,
Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar, Sumbawa, dan Lombok.
Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya dan
menjadi bandar transit di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin
mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Karena keberaniannya dan semangat
perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap kerajaan
di sekitarnya. Faktor-faktor penyebab Kerajaan Makassar menjadi besar diantaranya
adalah letaknya yang strategis, baik sekali untuk pelabuhan. Jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis yang menyebabkan pedagang Islam pindah ke Makassar.
Perkembangan Makassar menyebabkan VOC merasa tersaingi.
Makassar tidak tunduk kepada VOC, bahkan Makassar membantu rakyat Maluku
melawan VOC. Kondisi ini mendorong VOC untuk berkuasa di Makassar dengan
menjalin kerja sama dengan Makassar, tetapi ditolak oleh Hasanuddin. Oleh karena
itu, VOC menyerang Makassar dengan membantu Aru Palaka yang telah
bermusuhan dengan Makassar. Akibatnya, banteng Borombong dan ibu kota
Sombaopu jatuh ke tangan musuh, Hasanuddin ditangkap dan dipaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya (1667).
2. Kerajaan Bone
Kesultanan Bone atau sering pula dikenal dengan Akkarungeng ri Bone,
merupakan kesultanan yang terletak di Sulawesi bagian barat daya atau tepatnya di
daerah Provinsi Sulawesi Selatan sekarang ini. Menguasai areal sekitar 2600 km2.
Terbentuknya kerajaan Bone dimulai dengan kedatangan Tomanurung ri Matajang
MatasilompoE yang mempersatukan 7 komunitas yang dipimpin oleh Matoa.
Manurung ri Matajang menikah dengan Manurung ri Toro melahirkan La Ummasa
Petta Panre Bessie sebagai Arumpone kedua. Saudara perempuannya menikah
dengan La Pattikkeng Arung Palakka yang melahirkan La Saliyu Karampelua
sebagai Arumpone ketiga.Di masanya, kerajaan Bone semakin luas berkat
keberaniannya.
Perluasan kerajaan Bone ke utara bertemu dengan kerajaan Luwu yang
berkedudukan di Cenrana, muara sungai WalennaE. Terjadi perang antara Arumpone
12