Page 16 - Kelompok_Sulawesi_A1
P. 16

La Tenrisukki dengan Datu Luwu Dewaraja yang berakhir dengan kemenangan Bone

                        dan Perjanjian Damai Polo MalelaE ri Unynyi. Dinamika politik militer diera itu
                        kemudian ditanggapi dengan usulan penasehat kerajaan yaitu Kajao Laliddong pada

                        Arumpone La Tenrirawe BongkangngE yaitu dengan membangun koalisi dengan
                        tetangganya  yaitu  Wajo  dan  Soppeng.  Koalisi  itu  dikenal  dengan  Perjanjian

                        Tellumpoccoe.

                                   Ratu Bone, We Tenrituppu adalah pemimpin Bone pertama yang masuk
                        Islam. Namun Islam diterima secara resmi dimasa Arumpone La Tenripale Matinroe

                        ri Tallo Arumpone keduabelas. Sebelumnya yaitu La Tenrirua telah menerima Islam
                        namun  ditolak  oleh  hadat  Bone  yang  disebut  Ade  Pitue  sehingga  dia  hijrah  ke

                        Bantaeng dan meninggal disana. Ketika Islam diterima secara resmi, maka susunan

                        hadat Bone berubah. Ditambahkan jabatan Parewa Sara (Pejabat Syariat) yaitu Petta
                        KaliE (Qadhi). Namun, posisi Bissu kerajaan tetap dipertahankan.

                                   Bone berada pada puncak kejayaannya setelah Perang Makassar, 1667-
                        1669.  Bone  menjadi  kerajaan  paling  dominan  dijazirah  selatan  Sulawesi.  Perang

                        Makassar  mengantarkan  La  Tenritatta  Arung  Palakka  Sultan  Saadudin  sebagai
                        penguasa tertinggi. Kemudian diwarisi oleh kemenakannya yaitu La Patau Matanna

                        Tikka dan Batari Toja. La Patau Matananna Tikka kemudian menjadi leluhur utama

                        aristokrat di Sulawesi Selatan. Sejak berakhirnya kekuasaan Gowa, Bone menjadi
                        penguasa utama di bawah pengaruh Belanda di Sulawesi Selatan dan sekitarnya pada

                        tahun 1666.
                                   Bone berada di bawah kontrol Belanda sampai tahun 1814 ketika Inggris

                        berkuasa sementara di daerah ini, tetapi dikembalikan lagi ke Belanda pada 1816

                        setelah perjanjian di Eropa akibat kejatuhan Napoleon Bonaparte. Pengaruh Belanda
                        ini  kemudian  menyebabkan  meningkatnya  perlawanan  Bone  terhadap  Belanda,

                        namun Belanda-pun mengirim sekian banyak ekspedisi untuk meredam perlawanan
                        sampai akhirnya Bone menjadi bagian dari Indonesia pada saat proklamasi.

                        3.  Kerajaan Wajo

                                   Kerajaan  Wajo  adalah  sebuah  kerajaan  yang  didirikan  sekitar  tahun
                        1399,  di  wilayah  yang  menjadi  Kabupaten  Wajo  saat  ini  di  Sulawesi  Selatan.

                        Penguasanya disebut “Raja Wajo”. Wajo adalah kelanjutan dari kerajaan sebelumnya
                        yaitu Cinnotabi. Ada tradisi lisan yakni pau-pau rikadong dianggap sebagai kisah

                        terbentuknya Wajo, yaitu putri dari Luwu, We Tadampali yang mengidap sakit kulit
                        kemudian diasingkan dan terdampar di Tosora. Selanjutnya dia bertemu dengan putra

                                                                                                      13
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21