Page 218 - Ebook Anak Guru Menggapai Impian_Zarius Rusli
P. 218
seperti ini jarang sekali terjadi selama dia menangani operasi tulang
leher.
Malam itu saya tidak bisa tidur, memikirkan apakah
operasi pembetulan tulang leher yang akan dilakukan besok pagi
itu bisa berhasil. Kalau tidak berarti saya lumpuh untuk selamanya.
Untung istri saya menemani dengan setia dan memberikan
dukungan moral dalam menghadapi cobaan ini.
Besoknya, hari Rabu, dimulai jam 08:00 pagi dilakukan
operasi ulang, membetulkan tulang yang bergeser tadi. Operasi
kedua ini dilakukan selama dua jam. Operasinya berjalan lancar dan
setelah selesai, saya dibawa lagi ke kamar perawatan. Dokter
menunggu di kamar sampai saya sadar dari pengaruh obat bius.
Waktu saya sadar disuruh meraba kaki kanan saya, apakan sudah
ada rasa, alhamdullillah sudah bisa merasakan, tetapi tetap
tidak/belum bisa digerakkan. Dokter memberitahukan bahwa
akibat saraf motorik untuk menggerakkan kaki dan tangan kanan
terjepit dan cedera maka perlu waktu yang lama untuk bisa
menggerakkannya dan harus melalui latihan dan fisioterapi yang
intensif. Perlu waktu untuk bisa digerakkan lagi. Perintah untuk
menggerakkan dari otak tertahan pada saraf yang rusak karena
terjepit tersebut. Harus belajar lagi dari awal, seperti anak kecil
yang belum bisa menggerakkan kakinya. Tetapi dia yakin pelan-
pelan akan bisa berfungsi lagi walaupun tidak 100 persen.
Berita kegagalan operasi ini sampai ke CPI. CPI
mengirimkan Pelaksana Tugas Manager Medical, almarhum Dr
Jony Baruk untuk membicarakan dengan saya apakah saya akan
claim dokternya atas kegagalan operasi tersebut. Kalau mau, CPI
akan bantu dari segi hukumnya. Saya dan istri spontan menjawab
tidak perlu, karena menurut penilaian kami para dokternya sudah
203