Page 76 - Sastra Anak
P. 76

Aku terdiam dan mulailah perasaan dan pikiranku
         berada  dalam  kegalauan.  Tidak  mungkin  aku

         menyampaikan          keinginan      menggunakan         uang
         tabunganku  untuk  membeli  sepeda.  “Memang,

         tunggakan  biaya  kuliah  kakak  berapa,  Bu?”.
         Kucoba       mencari      tahu     jumlah      uang      yang

         dibutuhkan  Ibu.  “Satu  juta  delapan  ratus  rupiah.
         Tadi  pagi  Ibu  menjual  cincin  emas  dan  laku  satu

         juta dua ratus.”.
         Langsung  kulihat  jemari  ibu  dan  benar  saja  satu-

         satunya  perhiasan  yang  ibu  miliki  sudah  tidak
         tampak lagi. Tidak tega aku melihat ibu yang


         selalu    mengorbankan
         apapun                 yang

         dimilikinya           untuk
         anak-anaknya  ini.  “Bu,
         jangan  bersedih  lagi

         ya,    Budi    tadi    coba
         menghitung             uang

         tabungan               yang
         disimpan di dalam


         kaleng.      Jumlahnya       cukup      untuk     menambah
         kekurangan  biaya  kuliah  kakak”.  Kataku  kepada
         ibu    sambal     menyingkirkan        keinginanku       untuk

         memiliki sepeda idaman.


                                                                     73
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81