Page 9 - Sastra Anak
P. 9
Tak disangka yang awalnya Aurel tidak suka dengan suasana di desa
itu, perlahan-lahan Aurel menjadi sangat nyaman dengan mereka. Di
sana ia bisa menangkap ikan di parit yang ada di sekitar sawah lalu
memasaknya bersama-sama. Aurel belajar banyak hal, seperti
memasak dengan kayu bakar, menangkap ikan di sawah, memetik
sayur-sayuran di kebun, dan tentu saja ikut dalam permainan-
permainan tradisonal anak-anak. Seiring berjalannya waktu.
Aurel menjadi sangat akrab dengan anak-anak di desa itu. Ia pun
melupakan rasa kecewanya karena tidak ada sinyal di desa. Hari
Senin, setelah dua hari berada di desa tempat neneknya tinggal,
Aurel harus pulang kembali ke Jakarta. "Wah sedih banget, kapan
kita bisa bertemu lagi?" Tanya Lia sambil berlinang air mata,
menatap ke arah Aurel. "Nanti kalau liburan, Aurel bisa main ke sini
lagi, kok. Itu pun kalau Aurel mau" saran ibu Aurel sambil melirik ke
arah gadis kecilnya itu. "Mau bangeeeet. Sampai ketemu bulan
Desember ya teman-teman. Sehat-sehat. Nanti kita harus berkirim
surat, ya" ucap Aurel kepada temannya itu.
6