Page 13 - Sastra Anak
P. 13
Agil ingin segera beranjak dari bangku tempatnya duduk,
menjauh dari keramaian, bahkan jika bisa dia ingin
menghilang dari pandangan semua orang di sekitarnya. Agil
sudah bosan melihat pandangan mata yang menatap aneh
kepada dirinya. Dia hendak berdiri dan berbalik untuk
meninggalkan lapangan, Namun sebuah sentuhan halus di
pundaknya menghentikan gerakannya.
''Assalamualaikum Agil, apa kabar? ''Agil hapal betul dengan
suara itu. Suara seperti itu hanya dimiliki oleh satu guru yang
memang selalu memperhatikannya. Suara seperti itu hanya
dimiliki oleh guru yang sering mengajaknya mengobrol. Guru
yang selalu baik itu bernama Bu Siska. Tanpa disadari Agil
yang sedang berdebat dengan dirinya sendiri, Bu Siska sudah
berdiri tepat di belakang bangku yang didudukinya.
''Bagaimana tugas matematika yang hari senin, sudah
selesai? '' Bu Siska memulai percakapan sambil duduk di
samping kiri Agil. Perlahan Agil menganggukan kepalanya
tanpa mengucapkan satu pun kata. Agil hanya mengangguk
perlahan,
10