Page 6 - Sinar Tani Edisi 4076
P. 6
6 Edisi 26 Februari - 4 Maret 2025 | No. 4076 Tahun LV
Bagaimana
Penyuluh Pertanian
Menyikapi Inpres?
Terbitnya Inpres No. 3
Tahun 2025 tentang
Pendayagunaan
Penyuluh Pertanian
dalam Rangka
Percepatan
Swasembada Pangan
membawa makna
yang penting bagi
penyuluh pertanian
di Indonesia.
Pertanyaannya
bagaimana penyuluh
pertanian menyikapi
Inpres tersebut?
alam kiriman katanya. dalam sosialisasi kebijakan kepada kebijakan penyuluh daerah yang
tulisannya, Warsana, Langkah ketiga, ungkap Warsana, petani, menjelaskan tujuan kebijakan ditarik ke pusat, penyuluh perlu
SP.M.Si.,MP, Penyuluh pendekatan penyuluhan yang lebih ini, serta bagaimana hal itu dapat membangun hubungan yang saling
Pertanian Ahli Utama inklusif dan berkelanjutan. Inpres membantu meningkatkan hasil menguntungkan dan berkelanjutan
BPSIP Jawa Tengah ini akan mendorong penyuluh pertanian dan ketahanan pangan dengan petani. Sebab, pendekatan
Dyang juga Ketua DPW tidak hanya menyampaikan nasional,” tuturnya. penyuluhan yang hanya bersifat
Perhiptani Jawa Tengah, penyuluh pengetahuan teknis pertanian, tapi Selain itu, penyuluh juga perlu sementara dan instan tidak akan
pertanian harus mengambil sikap juga mempromosikan pertanian memantau perkembangan dan efektif dalam jangka panjang.
proaktif, kreatif, dan siap beradaptasi berkelanjutan. menganalisis dampak dari kebijakan ”Penyuluh harus bekerja dengan
terhadap perubahan yang dibawa Jadi, penyuluh perlu ini terhadap petani dan sektor visi jangka panjang, membangun
kebijakan tersebut. mengajarkan petani tentang cara- pertanian di daerah mereka. Dengan kelompok tani yang solid, dan
Beberapa langkah yang dapat cara bertani yang ramah lingkungan. memberikan umpan balik yang membimbing petani menuju
diambil Penyuluh Pertanian dalam Misalnya, penggunaan pupuk konstruktif kepada pemerintah kemandirian dalam mengelola lahan
menghadapi dan menyikapi organik, praktik pertanian yang dan lembaga terkait, penyuluh bisa dan produksi pertanian mereka,”
kebijakan ini. Pertama, menurut mengurangi dampak perubahan berperan dalam penyempurnaan katanya.
Warsana adalah mengembangkan iklim dan pengelolaan air yang kebijakan di lapangan. Penyuluh lanjut Warsana,
diri untuk meningkatkan kapasitas. efisien. ”Penyuluh juga diharapkan Karena salah satu fokus utama perlu melakukan evaluasi berkala
Penyuluh harus meningkatkan mampu memperkenalkan konsep dari Inpres No. 3 2025 ini adalah terhadap keberhasilan dan
kemampuan dan keterampilan diversifikasi pertanian, untuk mempercepat swasembada pangan tantangan implementasi kebijakan
mereka melalui pelatihan dan mengurangi risiko ketergantungan melalui peningkatan kapasitas ini. Dengan evaluasi, mereka dapat
pendidikan yang lebih intensif. pada satu jenis tanaman yang rentan petani, Warsana mengatakan, mengidentifikasi area yang perlu
”Hal ini termasuk mempelajari terhadap hama atau perubahan penyuluh dapat mendukung ditingkatkan, baik dari sisi teknik
teknologi pertanian terbaru, teknik iklim,” tuturnya. pemberdayaan petani agar mereka penyuluhan, keberhasilan penerapan
penyuluhan yang efektif, serta Keempat, penyuluh dapat lebih mandiri dalam mengelola teknologi, ataupun kendala yang
keterampilan manajerial yang memanfaatkan teknologi untuk pertanian mereka. dihadapi petani di lapangan. ”Dengan
diperlukan untuk bekerja lebih efisiensi penyuluhan. Dengan Untuk itu, penyuluh perlu terus belajar dan berkembang,
efisien dan berdampak,” katanya. memanfaatkan teknologi informasi, mendorong petani mengelola usaha penyuluh akan semakin mampu
Disamping itu, lanjutnya, penyuluh bisa menjangkau lebih pertanian dengan cara yang lebih menjawab tantangan ketahanan
penyuluh juga perlu beradaptasi banyak petani, terutama yang profesional. Misalnya, mengajarkan pangan Indonesia yang dinamis,”
dengan perkembangan teknologi berada di daerah terpencil. tentang perencanaan usaha tani, katanya.
digital untuk menyampaikan ”Penggunaan platform daring pengelolaan risiko pertanian, dan Karena itu Warsana berharap,
informasi dan penyuluhan kepada untuk pelatihan jarak jauh, aplikasi pemasaran hasil pertanian agar penyuluh pertanian harus menyikapi
petani. Misalnya, menggunakan berbasis mobile dan sosial media petani tidak hanya bergantung pada Inpres No. 3 Tahun 2025 dengan
aplikasi mobile, media sosial, dan dapat mempercepat distribusi kebijakan atau bantuan dari luar. penuh antusiasme dan kesiapan
platform digital lainnya. informasi ke petani dan mengurangi untuk bertransformasi dalam
Kedua, meningkatkan kolaborasi ketergantungan pada pertemuan Peningkatan Kesejahteraan menjalankan tugas. Sebagai agen
dengan stakeholder. Artinya, tatap muka yang terbatas oleh jarak Penyuluh perubahan, penyuluh memiliki
penyuluh perlu memperkuat dan waktu,” katanya. Disamping itu Dengan adanya Inpres ini, Warsana peran yang sangat strategis dalam
kolaborasi dengan pemerintah lanjut Warsana, penyuluh juga perlu berharap dapat meningkatkan menciptakan swasembada pangan
daerah, lembaga riset, sektor swasta, membangun jaringan komunikasi kesejahteraan penyuluh. Mereka melalui penguatan kapasitas
dan petani itu sendiri. Melalui kerja yang lebih luas, yang memudahkan harus mendorong agar ada insentif petani, peningkatan efisiensi
sama yang erat, penyuluh dapat berbagi informasi terkait teknologi yang memadai dan pengakuan dan produktivitas pertanian,
mengakses lebih banyak sumber pertanian terbaru, kebijakan terhadap kontribusinya dalam serta implementasi pertanian
daya, informasi terbaru, dan solusi pemerintah, dan perubahan pasar. pencapaian swasembada pangan. berkelanjutan.
atas tantangan yang dihadapi petani. Menurut Warsana, penyuluh juga Disisi lain, penyuluh juga mendapat Untuk itu, penyuluh harus
”Penyuluh juga harus harus proaktif dalam implementasi kesempatan akan perbaikan memperkuat kerjasama dengan
memfasilitasi hubungan yang kebijakan. Artinya, penyuluh harus fasilitas kerja dan peningkatan akses berbagai pihak, beradaptasi
lebih baik antara petani dan menjadi pelopor dan penggerak terhadap sumber daya yang dapat dengan teknologi, dan terus
pasar serta membantu mereka utama dalam implementasi Inpres membantu dalam menjalankan mengembangkan diri agar dapat
mengakses teknologi tepat guna No. 3 Tahun 2025 di lapangan. tugasnya dengan lebih efektif. mewujudkan tujuan nasional
untuk meningkatkan produktivitas,” ”Mereka harus terlibat langsung Hal lainnya dalam menyikapi tersebut, tegas Warsana. Yul