Page 310 - bahan materi film sejarah berita proklamasi kemerdekaan di Indonesia
P. 310
BAHAN MATERI FILM SEJARAH
pada September-Oktober 1945.Selain organisasi pemuda dan pelajar yang
terbentuk, dibentuk pula badan perjuangan yaitu Badan Keamanan Rakyat
(BKR) untuk mengawal pemerintahan sipil. BKR yang dibentuk secara
bersamaan pada tanggal 31 Agustus 1945 di dua kota: Singaraja di bawah
pimpinan I Made Putu, seorang mantan Daidanco dan di Denpasar di
bawah pimpinan Nyoman Pegeg adalah bukti kesungguhan sikap Gubernur
Mr.Pudja untuk mewujudkan sistem pemerintahanRl di daerah.
Terlebih terhadap otoritas Jepang di Sunda Kecil, maka Mr. I Gusti
Ketut Pudja melakukan desakan politik dengan mengajukan tuntutan.
Adapun tuntutan tersebut yaitu, bendera Jepang yang dikibarkan di kantor-
kantor agar diturunkan dan diganti dengan bendera Merah Putih, pemakaian
waktu Jepang diganti dengan pemakaian waktu Indonesia, suasana perang
seperti pembatasan jam malam, pemadaman lampu dan sebagainya agar
dicabut dan pengambilalihan tenaga administrasi oleh bangsa Indonesia
sendiri.
Namun tuntutan tersebut ditolak oleh pihak Jepang. Hal ini
menimbulkan kebencian dari para pemuda, akan tetapi mereka sudah
tidak memiliki kekuatan persenjataan lagi karena PETA telah dibubarkan
dan organisasi pemuda belum tersusun rapi untuk melakukan perlawanan
terhadap pihak Jepang.
Suasana keragu-raguan sangat terasa di kalangan masyarakat dan
pemerintahan. Kekuasaan Republik yang baru harus berhadapan dengan
kekuasaan Jepang yang menjaga status quo. Keadaan seperti ini berjalan
sampai bulan Oktober 1945.Selain melakukan desakan politik terhadap
Jepang, Mr. I Gusti Ketut Pudja juga melakukan usaha untuk menyatukan
kedelapan raja yang ada di Bali. Bersama dengan Ida Bagus Putra Manuaba
beliau berkeliling Bali untuk menyampaikan berita Proklamasi dan meminta
dukungan raja-raja untuk mendukung pemerintahan Sunda Kecil. Beliau
juga mengirim utusan ke Lombok dan Sumbawa Besar.
Bersamaan dengan perkembangan di atas, sejumlah organisasi
310