Page 22 - E-MODUL BERBASIS FLIPBOOK : PERAN TOKOH ULAMA DALAM PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA (METODE DAKWAH ISLAM OLEH WALI SONGO DI TANAH JAWA)
P. 22
Sunan Kudus
Sunan Kudus merupakan salah satu dari sembilan wali
yang menyebarkan Isalm di tanah Jawa. Nama aslinya
adalah Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan. Ia diperkirakan
lahir pada sekitar tahun 1500 M. di daerah Jipang Panolan,
sebelah utara kota Blora, wafat tahun 1550 M. dan
dimakamkan di Kudus, Jawa Tengah. Ayahnya adalah
Sunan Ngudung dan ibunya bernama Syarifah. Jika
diurutkan nasabnya, Sunan Kudus adalah keturunan ke- Sayyid Ja’far Shadiq Azmatkhan
24 dari Nabi Muhammad Saw. Sejak kecil Sunan Kudus di- (Sunan Kudus )
-panggil dengan nama Ja’far Shadiq. Ia mandalami agama Islam melalui ayahnya
sendiri, sejak kecil hingga menginjak masa remaja. Sejak kecil ia memang bercita-cita
untuk menjadi juru dakwah dan menyebarkan ajaran Islam. Selain memperdalam ilmu
agama Islam melalui ayahnya, ia juga belajar ilmu agama kepada Kiai Telingsing dan
Sunan Ampel. Kiai Telingsing adalah seorang ulama yang berasal dari Tiongkok, yang
datang ke tanah Jawa bersama dengan armada laut Laksamana Cheng Hoo. Mereka
datang dari daratan Tiongkok untuk menyebarkan Islam, juga untuk mengikat tali
persaudaraan dengan orang Jawa.
Sunan Kudus juga mempelajari ilmu kemasyarakatan, politik, budaya, seni dan
perdagangan. Semenjak Sunan Kudus belajar kepada Kiai Telingsing, ia menjadi lebih
tekun, disiplin dan tegas dalam mengambil keputusan. Ia pun menjadikan hasil
belajarnya sebagai bekal untuk mendakwahkan agama Islam. Salah satu keinginannya
adalah menyebarkan agama Islam di tengah masyarakat yang masih menganut Hindu-
Budha. Ia berhadapan dengan masyarakat yang taat kepada kepercayaan lamanya dan
sulit untuk diubah. Namun berkat kesungguhan dan ketekunannya, ia dapat
mengubah masyarakat yang beragama Hindu-Budha menjadi pemeluk agama Islam.
Metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Kudus adalah mengadopsi cara-cara
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Sunan Bonang. Penjelasan mengenai metode
dakwah Sunan Kudus adalah sebagai berikut :
1) Tidak menggunakan jalan kekerasan atau radikalisme untuk mengubah masyarakat
yang masih taat dengan kepercayaan lamanya. Ia memberikan kelonggaran terhadap
tradisi yang sudah berkembang sejak lama, namun pelan-pelan ia sisipkan ajaran Islam
kedalamnya.
2) Jika ada tradisi atau kebiasaan buruk yang berkembang di masyarakat, maka selagi
hal tersebut dapat dirubah, maka Sunan Kudus berusaha merubahnya dengan pelan-
pelan.
3) Mengembangkan prinsip tutwuri handayani yaitu turut membaur dan ikut serta
dalam kegiatan masyarakat, dan sedikit demi sedikit menanamkan pengaruh lalu
berkembang menjadi prinsip tutwuri hangiseni yaitu perlahan-lahan menberikan
nuansa Islam di dalamnya.
4) Tidak melakukan perlawanan dan konfrontasi langsung terhadap tindak kekerasan.
5) Berusaha menarik simpati masyarakat agar tertarik dengan ajaran Islam.
17