Page 35 - AHASLA.indd
P. 35

di bawah pengawasan marga, di bawah pengawasan
           Dhamma, yang sudah bersuami, yang dilindungi denda,
           bahkan yang telah dilingkari dengan karangan bunga
           (ditunangi).”
                      32
           Tujuan sila ini dari sudut pandang etika adalah untuk
           membina keharmonisan dan kepercayaan antara suami
           dan istri, serta mencegah perceraian dalam kehidupan
           berumah tangga. Latihan ini sangat bermanfaat dalam
           meredam nafsu birahi yang muncul. Orang yang
           bermoral akan selalu mengendalikan nafsu seksual yang
           menyimpang sehingga tidak terjadi perselingkuhan yang
           dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

           Salah satu tanggung jawab terhadap pasangan adalah
           menjunjung tinggi kesetiaan.  Mengenai hal ini, seorang
                                       33
           suami seharusnya puas dengan istri-istrinya sendiri dan
           menahan diri dari istri-istri orang lain.  Dalam literatur Pali,
                                              34
           walaupun Buddha secara eksplisit tidak pernah berpihak
           pada monogami atau poligami, umat Buddha dianjurkan
           untuk membatasi dirinya puas terhadap satu pasangan.
                                                                35
           Begitu pula dari sudut pandang istri, seorang wanita yang
           patuh adalah seorang istri yang paling baik.  Kesetiaan
                                                       36
           selalu menjadi tonggak utama dalam membina kehidupan
           berumah tangga yang harmonis. Istri yang baik tidak akan
           mencari kesenangan (hubungan seksual) dengan orang


           32  A 5.283
           33   Sigālovāda Sutta, D 3.190
           34  A 5.179
           35  Dhammananda, 2002
           36  S1.6

           AṬṬHASĪLA                                           25
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40