Page 25 - E-Modul Kebijakan Cultuurstelsel Belanda di Karesidenan Madiun
P. 25

24





                        Pemerintah Belanda mengurangi jumlah kabupaten


                     melalui  beberapa  resolusi  yang  telah  dikeluarkan.


                     Resolusi  pertama  diresmikan  pada  31  Agustus  1830

                     dengan penghapusan 3 kabupaten dari 17 kabupaten.


                     Resolusi  kedua  pada  6  Juni  1832  No.  1  dengan


                     memisahkan  Pacitan  dari  wilayah  Karesidenan


                     Madiun.  Resolusi  ketiga  pada  22 Maret  1833  No.  1


                     dengan  menghapus  6  kabupaten.  Selanjutnya  yang

                     terakhir berupa resolusi yang dikeluarkan oleh residen


                     E.  Francis  pada  7  Januari  1839  No.  3  dengan


                     membagi  Karesidenan  Madiun  menjadi  empat


                     Afdeling yang  berpusat  di  Madiun,  Magetan,  Ngawi,

                     dan Ponorogo (Margana, 2017:114).

                            Selain        melakukan            reorganisasi          wilayah


                     administrasi,  pemerintah  Belanda  juga  melakukan


                     reorganisasi birokrasi dan pemerintahan. Pada tahun


                     1830 wilayah Madiun memiliki kurang lebih 20 bupati.


                     kemudian jumlah tersebut diperkecil oleh pemerintah

                     Belanda  menjadi  5  orang  bupati.  Masing-masing


                     bupati  menguasai  satu  kabupaten  yang  meliputi


                     Madiun,  Ngawi,  Magetan,  Ponorogo,  dan  Pacitan.


                     Adapun  reorganisasi  birokrasi  tersebut  bertujuan

                     untuk menciptakan birokrasi yang efisien dan sesuai


                     administrasi rasional (modern). Pentingnya pengaruh


                     bupati       bagi       masyarakat          Jawa       menyebabkan
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30