Page 262 - Modul Pendidikan Guru Penggerak Bu Siti Dhomroh
P. 262
Cara kita mengelola dengan Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset, antara
lain:
a. Mengorganisir kompetensi dan aset/kekuatan yang dimiliki.
b. Selalu memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia untuk kepentingan
pembelajaran.
c. Fokus pada aset dan kekuatan yang ada.
d. Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan aset/kekuatan yang dimiliki.
e. Melaksanakan aksi yang telah diprogramkan dengan aset/kekuatan yang
dimiliki.
Forum Diskusi:
Kerjakan studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan
pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang
sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.
Cara Mengerjakan Studi Kasus:
Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu menjawab tiap pertanyaan dari studi kasus
tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’.
Contoh Jawaban:
Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Yuni…
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Parjo seharusnya dapat…
Studi Kasus 1
Ibu Yuni adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang
tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-
murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian
proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau
bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Yuni mulai sering marah-
marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang
heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Yuni karena kondisi kelas yang
susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran
yang Ibu Yuni jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Yuni merah padam
dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang
menunjukkan tulisan tentang Ibu Yuni menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup
WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Yuni juga berada di ruang konseling saat itu,
beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-
muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat
pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-
guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu
Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan
lain:
a. Mengorganisir kompetensi dan aset/kekuatan yang dimiliki.
b. Selalu memanfaatkan sumber daya yang telah tersedia untuk kepentingan
pembelajaran.
c. Fokus pada aset dan kekuatan yang ada.
d. Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan aset/kekuatan yang dimiliki.
e. Melaksanakan aksi yang telah diprogramkan dengan aset/kekuatan yang
dimiliki.
Forum Diskusi:
Kerjakan studi kasus di bawah ini, hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan
pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.
Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian yang diambil dari pengalaman guru yang
sebenarnya, namun kami mengganti nama guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.
Cara Mengerjakan Studi Kasus:
Silakan membaca kedua studi kasus tersebut, lalu menjawab tiap pertanyaan dari studi kasus
tersebut. Cara menjawab tiap studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’.
Contoh Jawaban:
Jawaban Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Yuni…
Jawaban Studi Kasus 2: Menurut Saya, Pak Parjo seharusnya dapat…
Studi Kasus 1
Ibu Yuni adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang
tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-
murid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian
proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau
bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Yuni mulai sering marah-
marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang
heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Yuni karena kondisi kelas yang
susah dikendalikan. Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran
yang Ibu Yuni jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Yuni merah padam
dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang
menunjukkan tulisan tentang Ibu Yuni menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup
WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Yuni juga berada di ruang konseling saat itu,
beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-
muridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat
pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-
guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu
Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.
Pertanyaan