Page 16 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 16

dalam  fisiologi  tumbuhan  di  mana  tumbuhan  mengubah  energi  cahaya

          menjadi glukosa, sumber energi utama untuk pertumbuhan, dengan bantuan
          energi matahari yang diserap oleh klorofil dalam daun. Reaksi kimia antara

          karbon  dioksida  (CO2)  dan  air  (H2O)  menghasilkan  glukosa  (C6H12O6)  dan
          oksigen (O2).

                    Selain  fotosintesis,  respirasi  seluler  adalah  bagian  penting  dari  fisiologi
          tumbuhan.  Selama  respirasi,  tumbuhan  mengubah  glukosa  yang  dihasilkan

          selama  fotosintesis  menjadi  ATP  (adenosin  trifosfat)  (Plaxton  &  Podestá,
          2006).  ATP  membantu  berbagai  aktivitas  sel,  seperti  pertumbuhan,
          perbaikan, dan pembelahan. Meskipun fotosintesis dan respirasi tampaknya

          bertentangan  satu  sama  lain,  keduanya  berfungsi  bersama  untuk  menjaga
          kelangsungan  hidup  tumbuhan.  Respirasi  memastikan  bahwa  energi  yang

          dihasilkan  fotosintesis  digunakan  untuk  proses  penting  tumbuhan.  Untuk
          memastikan  kelangsungan  hidup  dan  perkembangan  tanaman,  keduanya

          merupakan  dua  komponen  yang  sangat  penting  dalam  siklus  hidup
          tumbuhan(Egesi et al., 2011).

                Pertanian  berkelanjutan  adalah  salah  satu  aplikasi  utama  fisiologi
          tumbuhan.  Dengan  memahami  bagaimana  tumbuhan  menyerap  air  dan
          nutrisi dari tanah dan bagaimana mereka beradaptasi terhadap perubahan

          iklim, petani dapat mengoptimalkan hasil tanaman mereka (Langensiepen et
          al., 2020). Petani dapat membuat sistem irigasi yang lebih efisien dan memilih

          varietas  tanaman  yang  lebih  produktif  dan  tahan  terhadap  perubahan
          kondisi  lingkungan  jika  mereka  memahami  fotosintesis,  transpirasi,  dan
          respirasi.  Misalnya,  petani  yang  tahu  bagaimana  tumbuhan  mengatur

          pembukaan  stomata  untuk  mengurangi  kehilangan  air  dapat  membuat
          strategi irigasi yang lebih hemat air di daerah yang kekurangan pasokan air

          dengan memanfaatkan pengetahuan mereka tentang fisiologi (Chandel et al.,
          2024).

                  Pemahaman  tentang  respons  biologis  tumbuhan  terhadap  stres
          lingkungan  sangat  penting  dalam  konteks  perubahan  iklim  (Dhankher  &

          Foyer,  2018).  Pengembangan  varietas  tanaman  yang  lebih  tahan  terhadap
          kekeringan  atau  serangan  hama  adalah  salah  satu  contoh  aplikasi  praktis.
          Penelitian fisiologi tumbuhan memungkinkan ilmuwan menemukan sifat-sifat

          genetik  yang  memungkinkan  tumbuhan  bertahan  dalam  kondisi  ekstrem,
          seperti  suhu  tinggi  atau  kekurangan  air  (Janni  et  al.,  2024).  Menciptakan

          varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem ini






                                                                                                             6
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21