Page 3 - MODUL PRAKTEK- STATUS GIZI_Neat
P. 3

Faletehan Health Journal, 8 (2) (2021) 92-101
                                                         www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
                                                                           ISSN 2088-673X | 2597-8667

            Pendahuluan                                         Puskesmas  Oepoi  (Dinas  Kesehatan  Nusa
                 Salah  satu  tujuan  dari  program  Sustainable   Tenggara Timur, 2015).
            Development  Goals  (SDGs)  adalah  hidup  tanpa        Dampak yang akan ditimbulkan kedepannya
            kelaparan  dan  kehidupan  sehat  dan  sejahtera    akibat  kejadian  gizi  buruk  yang  dialami  balita
            (Pemerintah  Provinsi  Banten,  2016).  Kualitas    sangat  dikhawatirkan.  Bukan  hanya  masalah
            hidup  individu  dapat  dilihat  dari  kesehatannya.   pertumbuhannya  yang  akan  terhambat,  tapi  juga
            Gangguan kesehatan dapat terjadi pada semua usia,   dapat  menyebabkan  balita  kekurangan  tenaga
            terutama  lebih  rentan  pada  balita  karena  sistem   untuk beraktivitas, pertahan tubuh balita juga akan
            imun  balita  masih  dalam  proses  perkembangan.   bermasalah  dan  tidak  terjadinya  perkembangan
            Gangguan kesehatan yang sering terjadi di dunia     fungsi otak (Par'i, 2016).  Ada juga dampak yang
            adalah  terjadinya  masalah  gizi  baik  gizi  kurus   disebabkan  oleh  gizi  berlebih  yaitu  terjadinya
            maupun    gemuk.    Menurut    World   Health       resiko obesitas maupun penyakit degeneratif yang
            Organization (WHO) 2016 terdapat 50 juta anak       akan  timbul  nanti  (Sudargo,  Rosiyani,  &
            kurus dan 41 juta anak gemuk dunia dari 667 juta    Kusmayanti,  2014).  Oleh  karena  itu,  menjaga
            anak   di   seluruh   (Badan   Penelitian   dan     status gizi balita sangat penting.
            Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan            Menjaga status gizi balita tersebut diperlukan
            RI, 2013).                                          pengetahuan ibu yang baik karena pengetahuan ibu
                 Pengukuran atropometri dengan mengunakan       mengenai  makanan  yang  baik  untuk  dikonsumsi
            indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)     balita  akan  mempengaruhi  status  gizi  balita
            atau berat badan menurut panjang badan (BB/PB)      menjadi  baik.  Pendidikan  seorang  ibu  dapat
            merupakan  salah  satu  cara  untuk  menentukan     mempengaruhi  pengetahuan  ibu.    Makin  tinggi
            status  gizi  individu.  Indeks  BB/TB  atau  BB/PB   pendidikan  ibu  diharapkan  pengetahuan  gizi  ibu
            diklasifikasi  menjadi  gemuk  (obesity),  gemuk    mengenai asupan zat gizi semakin baik. Asupan zat
            (overweight),  normal,  kurus  (wasted)  dan  sangat   gizi merupakan salah satu faktor yang berhubungan
            kurus  (served  wasted)  (Kementerian  Kesehatan    dengan  status  gizi  balita.  Asupan  zat  gizi  dapat
            Republik  Indonesia,  2010).    Menurut  Riset      diperoleh dari zat gizi makro dan mikro. Selain itu
            Kesehatan  Dasar  (Rikesdas)  pada  tahun  2013,    faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita
            berdasarkan indeks BB/TB terjadi penurunan 0,9      adalah  pemberian  ASI  secara  ekslusif,  pola  asuh
            persen  prevalensi  sangat  kurus,  0,6  persen     balita serta pekerjaan ibu.
            prevalensi kurus dan 0,3 persen prevalensi gemuk        Perkawinan dini untuk anak usia sekolah saat
            dari  tahun  2007  ke  2013  (Badan  Penelitian  dan   ini  menjadi  suatu  fenomena  tersendiri  di  Kota
            Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan        Kupang  yang  menyebabkan  pendidikan  anak
            RI, 2013).                                          menjadi    terputus   sehingga   tidak   dapat
                 Menurut  Dinas Kesehatan NTT tahun  2015,      melangkahkan  ke  jenjang  yang  lebih  tinggi
            beberapa daerah di NTT yang memiliki lebih dari     sehingga  pengetahuannya  juga  terbatas  (Pos
            200 kasus gizi buruk yaitu di daerah Kota Kupang,   Kupang,  2016)  Selain  itu,  berdasarkan  hasil
            Kabupaten Kupang, TTS, Alor, Sumba Barat Daya       wawancara masih terdapat pandangan masyarakat
            dan Sumba Timur.  Lalu di daerah Nagakeo, Ngada     bahwa  wanita  tidak  perlu  sekolah  yang  tinggi
            dan Sumba Tengah angka kejadian gizi buruk < 50     karena  nanti  juga  akan  kerja  di  dapur.  Beberapa
            kasus  (Dinas  Kesehatan  Nusa  Tenggara  Timur,    kepala keluarga juga melarang ibu untuk bekerja
            2015).   Keadaan ini meningkat pada tahun 2016      karena pencari nafkah adalah suami. Namun, masih
            terdapat  278  kasus  gizi  buruk  di  Kota  kupang,   banyak  keluarga yang  mempunyai perekonomian
            sedangkan awal tahun 2017 sampai dengan bulan       yang  rendah  menyebabkan  pemenuhan  bahan
            Februari  tahun  2017  kemarin  tercatat  46  balita   pangan  sulit  didapatkan.  Berdasarkan  hasil
            yang  menderita  gizi  buruk  (Pos  Kupang,  2017)   wawancara beberapa ibu juga menggatakan bahwa
            Berdasarkan  data  Dinas Kesehatan Kota Kupang      salah satu cara untuk mengatasi masalah kebutuhan
            tahun  2015  tercatat  94  balita  gizi  buruk  yang   pangan  tersebut  pemerintah  membuat  program
            mendapatkan perawatan di puskesmas yang berada      Kelompok  Wanita  Tani  (KWT)  untuk  dapat
            diwilayah  Oebobo.    Angka  kejadian  gizi  buruk   mengelola hasil tersebut untuk kebutuhan sendiri
            pada balita pada awal tahun 2017 sampai dengan      maupun untuk dijual. Ada juga ibu yang bekerja
            bulan  Maret  tahun  2017  terdapat  59  balita  di   untuk membatu perekonomian keluarga. Ibu yang





                                                                                                          93
   1   2   3   4   5   6   7   8