Page 4 - MODUL PRAKTEK- STATUS GIZI_Neat
P. 4
Faletehan Health Journal, 8 (2) (2021) 92-101
www. journal.lppm-stikesfa.ac.id/ojs/index.php/FHJ
ISSN 2088-673X | 2597-8667
bekerja biasanya setelah masa cuti selesai bayi Tabel 2 menunjukkan karakteristik ibu yang
akan diberikan makanan pendamping sebelum meliputi 50.0% ibu memiliki pendidikan SMA dan
usianya 6 bulan (Pos Kupang, 2015). Hal tersebut 20,6% berpendidikan SMP. Selanjutnya untuk
berdampak pada pemberian ASI menjadi tidak variabel pendidikan ibu akan dibagi menjadi
ekslusif lagi. Penelitian ini bertujuan untuk pendidikan rendah (SD dan SMP) dan pendidikan
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan tinggi (SMA dan Perguruan Tinggi (PT)). 83.1%
dengan status gizi balita. ibu tidak bekerja, 50.0% ibu mempunyai
pengetahuan baik, dan 79.4% ibu memberikan ASI
Metodologi Penelitian eksklusif.
Penelitian ini mengunakan desain penelitian Gambaran asupan gizi dari balita dapat dilihat
potong lintang (cross sectional) dengan populasi pada Tabel 3 dimana terdiri dari asupan energi,
sebanyak 208 balita dan sampel sebanyak 136 protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C,
balita dan ibu. Teknik pengambilan sampel yang kalsium, besi dan zink. Dari 136 balita, 66.9%
digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan memiliki asupan energi cukup, 89.0% memiliki
nonprobability sampling dengan cara purposive asupan protein cukup, 58.1% memiliki asupan
sampling. Metode penelitian yang digunakan lemak cukup, 63.2% memiliki asupan karbohidrat
adalah pendekatan kuantitatif. Kriteria inklusi yang cukup, 75.7% memiliki asupan vitamin A cukup,
digunakan adalah Ibu yang mempunyai balita yang 50.7% memiliki asupan vitamin C cukup, 72.8%
berusia 1 – 5 tahun, bila ibu mempunyai dua atau memiliki asupan kalsium cukup, 61.0% memiliki
lebih balita maka pilih yang termuda dan Ibu yang asupan besi cukup dan 59.6% memiliki asupan zink
bisa membaca dan menulis. yang tidak cukup.
Penelitian ini dilakukan di empat posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Pembantu (Pustu) Tabel 1: Distribusi Status Gizi Balita
Oebufu pada bulan Februari 2018. Penelitian ini Status Gizi N %
mengunakan timbangan dacin, meteran untuk Kurus 31 22.8
mengukur tinggi/panjang badan balita, kuesioner Normal 100 73.5
pengetahuan ibu dan fomulir food recall. Gemuk 5 3.7
Kuesioner pengetahuan ibu disesuaikan dengan
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan praktiknya Tabel 2: Karakteristik Ibu
dalam kehidupan sehari-hari, serta telah melalui uji Karakteristik Ibu N %
validitas dan reliabilitas dengan Chonbrach’s
Alpha 0.650. Untuk asupan makan balita Pendidikan Ibu
dikelompokkan menjadi 1) zat gizi makro, cukup Tidak Sekolah 1 0.7
jika ≥77% AKG dan tidak cukup jika <77% AKG; SD 24 17.6
2) zat gizi mikro, cukup jika ≥nilai EAR dan tidak SMP 28 20.6
cukup jika <nilai EAR. Analisis yang digunakan SMA 68 50.0
untuk membandingkan dua variabel dengan data PT 15 11.0
ordinal maupun nominal dan dalam jumlah sampel Pekerjaan Ibu
yang besar menggunakan uji chi-square (Gani & Tidak bekerja 113 83.1
Amalia, 2015). Penelitian ini mendapatkan ijin Bekerja 23 16.9
penelitian dari Pemerintah Kota Kupang Pengetahuan
Kecamatan Oebobo dengan nomor
KEC.OF.B.070/126/01/2017. Kurang 10 7.4
Cukup 58 42.6
Hasil dan Pembahasan Baik 68 50.0
Pada Tabel 1 berdasarkan indikator BB/TB Pemberian ASI Eksklusif
atau BB/PB yang digunakan terlihat bahwa 73.5% Tidak 28 20.6
balita memiliki status gizi normal. Selanjutnya Ya 108 79.4
status gizi akan dibagi menjadi normal dan tidak
normal. Status gizi tidak normal terdiri dari balita
dengan status gizi kurus dan gemuk.
94