Page 4 - PTK RAUF
P. 4

dalam mempelajari fiqih. Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini

                            adalah pembelajaran fiqih berlangsung secara tradisional yang meletakkan guru
                            sebagai  pusat  belajar  bagi  siswa.  Karena  siswa  memiliki  kebutuhan  belajar,

                            teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar, guru harus menguasai metode dan

                            teknik  pembelajaran,  memahami  materi  dan  bahan  ajar  yang  cocok  dengan

                            kebutuhan belajar, dan berperilaku membelajarkan siswa. Guru dituntut untuk
                            dapat memilih kegiatan pengajarannya sehingga siswa terhindar dari kebosanan

                            dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif dan efisien. Guru berperan

                            memotivasi,  menunjukkan  dan  membimbing  siswa  supaya  siswa  melakukan

                            kegiatan  belajar.  Sedangkan  siswa  berperan  untuk  mempelajari  kembali,
                            memecahkan  masalah  guna  meningkatkan  taraf  hidup  dengan  berpikir  dan

                            berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupan. Untuk memecahkan masalah

                            pembelajaran  yang  demikian,  perlu  dilakukan  upaya  pengembangan

                            pembelajaran.  Pengembangan  pembelajaran  yang  diperlukan  saat  ini  adalah
                            pembelajaran  inovatif  yang  dapat  meningkatkan  kreatifitas  siswa,  serta

                            memberikan iklim yang kondusif dalam perkembangan daya nalar siswa.

                                  Akan tetapi berdasarkan pengalaman sebagai hasil pengamatan peneliti di

                            lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata disebabkan oleh penggunaan model
                            pembelajaran  yang  monoton  sehingga  peserta  didik  hanya  sekitar  40  %  dari

                            peserta  didik  yang  aktif  dalam  hal  seperti  bertanya,  menjawab  ataupun

                            menyampaikan  pendapatnya  dalam  proses  belajar  mengajar.  Sehingga  nilai

                            belajar rata-rata hasil ulangan harian peserta didik pada mata pelajaran fikih kelas
                            VIII MTsN Pangkep tahun pelajaran 2021/2022 cukup rendah, yaitu hampir 68 %

                            dari jumlah peserta didik mendapat nilai dibawah 75. Dengan demikian dapat

                            dikatakan  bahwa  pembelajaran  fikih  kelas  VIII  MTsN  Pangkep  kurang  berhasil

                            karena hanya sekitar 32% dari jumlah peserta didik yang dapat dinyatakan tuntas
                            dalam ualangan harian mata pelajaran fikih. Hal ini disebabkan karena guru dalam

                            proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah dimana proses
   1   2   3   4   5   6   7   8   9