Page 17 - e-modul bab 3 PAI
P. 17
ibadah itu dilakukan murni karena Allah semata, tanpa dicampuri
dengan maksud-maksud yang selain Allah, seperti ingin dipuji orang,
ingin terkenal, dan sebagainya. Allah SWT berfirman:
ِ
ِ ِ
ِ ِ
ء ح ا َ ا ا و إ او ُأ و
ُْ
ََ
ُ
ُ َ
ُْ َ
َ
ُ ََ
َ ُ َ
“Dan tidaklah mereka diperintah, kecuali untuk beribadah kepada Allah
dengan ikhlas, menjalankan agama dengan lurus” (Q.S. al-Bayyinah:5).
b. Dilakukan sesuai dengan ketentuan Allah dan contoh Rasul-Nya.
Allah berfirman:
ِ
ِ
ِ ِ ِِ ِ
ا حَأ ر ةد ْ ك َ و ص ً ْ ر ء ِ ج ن
َ
َ َ
ً
َ
َ
ْ
ُ َ ً َ
َ َ
َ
َ َ َ ْ َ
ُ َْ
َ َ
َ
ْ
ْ َ
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorang pun dalam beribadah kepada-Nya” (Q.S. al-Kahfi:110).
Maksud amal saleh dalam ayat tersebut ialah amal yang sesuai
dengan kehendak/petunjuk agama (as-Shiddieqy, 1963: 29). Ibadah
yang dilakukan tidak sesuai dengan petunjuk agama, disebut bid‟ah
dhalalah. Hukum bid‟ah dhalalah adalah sesat dan dosa.
4. Shalat: Ibadah Utama dan Istimewa
Sholat adalah ibadah yang sangat penting bagi orang Islam.
Dari sekian banyak macam ibadah mahdhah, shalat adalah inti dari
semuanya. Bahkan dibandingkan dengan semua macam ibadah yang
lain sekalipun, shalat termasuk ibadah yang paling istimewa. Maka
seharusnya setiap muslim dan muslimah menaruh perhatian khusus
(serius) terhadap ibadah shalat dengan cara rajin dan taat dalam
melaksanakannya.
Di antara keistimewaan dan kelebihan shalat ialah:
a. Shalat adalah ibadah badaniyah yang pertama kali diwajibkan oleh
Allah, mendahului semua ibadah badaniyah yang lain.
b. Perintah shalat (lima waktu) diwahyukan di luar planet bumi,
yaitu di hadirat Allah Yang Maha Tinggi, langsung tanpa melalui
perantara malaikat Jibril, pada saat Nabi Muhammad SAW
melakukan Isra‟ Mi‟raj memenuhi panggilan Allah SWT.
c. Shalat adalah tiang agama, sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW, “Barangsiapa mendirikan shalat, maka sesungguhnya ia
telah mendirikan agama dan barangsiapa merusaknya,
sesungguhnya ia telah merusakkan agama” (HR. Baihaqi dari
Umar RA).
16