Page 113 - BERFIKIR
P. 113
pendapat sesuai porsinya, sesuai pada ahli di bidangnya
masing-masing. Masalah akhlak si A dalam menanggapi
ucapan tetangganya itu beda urusan, bukan berarti hanya
karena pendapat tersebut ga dihargai lalu si A bilang “heh bu,
tau apaan sih masalah penyakit saya? Dokter aja bilang ini
asam lambung kok. Ibu malah sok tahu, dokter juga bukan!”.
Si A tetep harus punya akhlak yang baik dengan bilang
terimakasih atas sarannya namun tetap harus membuang
pendapat yang ga berdasar itu.
Udah bisa tahu kan perbedaan antara logika dan adab? Logika
harus tetap sehat dan adab harus tetap jalan. Jangan sampai
hanya karena pengen mempertahankan logika yang benar lalu
adabnya dikesampingkan. Akhirnya banyak orang yang
menolak kebenaran bukan karena ucapannya, tapi cara
menyampaikannya yang ga tepat sasaran. Dari bab ini juga kita
belajar bahwa kuat tidaknya argumen kita tergantung pada
kepada siapa argumen tersebut kita sandarkan. Semakin kokoh
sandaran kita, semakin kuat juga argumen kita. Maka
tinggalkanlah orang kalo yang diskusi atau ditanya lalu bilang
“menurut gw”, tinggalin segera mungkin. Opini dia ga bawa
manfaat sama sekali untuk nambah pengetahuan dalam diri
kita.
98