Page 21 - BERFIKIR
P. 21
ikut ujian”, kalo yang belum bayar “oh gw ga boleh ikut ujian”.
Ini adalah contoh landasan berpikir secara logis yang dimiliki
manusia. Semakin banyak belajar dan mengasah akalnya, maka
semakin bagus juga daya nalar kritis yang dimiliki manusia.
Landasan berpikir tersebut jadi letak perbedaan pola pikir
antara saintis yang atheis dan saintis yang agamawan. Saintis
(yang atheis), saat melakukan riset dan terbukti kebenarannya,
ia meyakini hasil penelitiannya dapat dibuktikan walaupun
tanpa adanya Tuhan. Seperti halnya saat menjelaskan
bagaimana air bersih yang kita minum dapat berubah menjadi
zat cair kotor yang disebut air kencing. Saintis yang atheis
berpandangan kalau hal tersebut bisa dibuktikan secara ilmiah,
adanya proses yang berurutan mulai dari air tersebut masuk ke
dalam tubuh lalu diproses sedemikian rupa sehingga berubah
menjadi air kencing. Jadi, saintis yang atheis ini merasa tidak
perlu adanya Tuhan untuk membuktikan kebenaran empiris
terkait proses tersebut.
Beda halnya dengan saintis relijius, pandangannya terhadap
proses air minum tadi tidak hanya sampai pada proses
berubahnya air minum menjadi air kencing. Mereka meyakini
adanya kekuasaan mutlak yang dapat mengatur proses tersebut
sebagai tanda kekuasaanNya. Fenomena yang terjadi di alam
semesta merupakan tanda-tanda untuk membuktikan wujud
kehebatan sang pencipta. Ibaratnya "alam semesta yang
ciptaanNya aja hebat gini, gimana penciptanya". Saat
fenomena alam semesta dapat dibuktikan oleh metode ilmiah,
6