Page 88 - BERFIKIR
P. 88

akan tetap fokus pada mercusuarnya. Sekali dia sibuk melihat
            ombak,  maka  dia  kehilangan  mercusuarnya.  Akhirnya  dia

            tersesat.

            Begitupun  saat  berdebat,  konteks  sangat  penting  untuk  kita
            jadikan  pegangan,  maka  kita  ga  bakal  kalah.  Jangan  mau
            diombang-ambingkan dengan argumen lawan yang memancing
            perasaan kita sehingga kita malah membahas hal tersebut dan

            kehilangan konteks. Akhirnya kita malah terjebak dalam debat
            kusir yang tak berujung.

            Contohnya, saat kita membahas tentang batasan aurat wanita.
            Biasanya,  lawan  akan  mengaburkan  pada  diskusi  kewajiban
            menutup  aurat.  Padahal  kita  semua  tahu,  ulama  sepakat  jika

            aurat wajib ditutupi, tapi ulama ga sepakat batasan aurat yang
            mesti  ditutupi.  Jadi,  kita  tidak  sedang  menghalalkan  sesuatu
            yang  diharamkan.  Sama  halnya  kalo  debat  perkara  hukum
            bunga bank, riba atau bukan? Ulama sepakat riba itu ga boleh,
            tapi  para  ulama  ga  sepakat  bunga  bank  itu  riba  atau  bukan.

            Argumen  lawan  yang  seperti  itu  sengaja  dilontarkan  agar
            seakan-akan  kita  lagi  mendebat  hukum  Tuhan,  udah  pasti
            Tuhan  yang  menang.  Padahal,  konteks  yang  lagi  kita  bahas

            bukanlah  kewajiban  menutup  aurat,  tetapi  batasannya  yang
            harus  ditutupi,  atau  bukan  haram  tidaknya  riba,  tapi  haram
            tidaknya bunga bank.

            Sebagai  orang  yang  sedang  berdebat,  kita  ga  boleh  terkecoh
            dengan  argumen  seperti  itu.  Kita  harus  fokus  terhadap



                                          73
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93