Page 103 - Aku dan Ana
P. 103
merenung. Jangan buat dirimu terlihat seperti
orang bodoh." sambung Ana.
Mendengar ucapan Ana, aku hanya bisa
terdiam. Wajahku rasanya telah tertampar
sangat keras dan tak bisa apa-apa. Kata-katanya
yang sangat tajam tak bisa kubantah sama
sekali.
Memang benar bahwa selalu mengingat
seseorang yang pada kenyataannya telah
melupakan semuanya adalah kebodohan dan
tak ada gunanya. Berharap ia kembali
mengingatku adalah hal yang sia-sia. Aku
sangat menyadari hal itu.
"Aku tak berniat menyakitimu, tapi kamu
harus sadari hal itu. Jika ingatanmu selalu saja
memberi ruang untuk mengingatnya, pada
akhirnya waktumu akan berhenti di masa lalu
dan tak akan menemukan masa depan," ucap
Ana.
98
Aku dan Ana | Nur Wahid