Page 102 - Aku dan Ana
P. 102
"Hadeh, aku tahu kalau kamu masih
mengingatnya, nggak usah bohong lah.”
“Nggaklah we, aku cuma merenung aja,
emang salah merenung?”
“Ya, nggak sih, bahkan kalau kamu masih
mengingatnya, itu juga nggakk masalah.”
Aku sejenak terdiam dan menarik nafas
dalam-dalam. Lalu Ana kembali berucap. “Tapi
walaupun kamu masih mengingatnya, aku ingin
kamu melupakannya, kamu harus bisa
melupakan dia.”
“Kenapa?”
“Karena dia mungkin saja sudah
melupakanmu sepenuhnya dan mungkin saja
sudah ada orang yang lebih baik darimu, kalau
kamu masih terus-terus mengingatnya dan
sedih berlebihan, itu nggak ada gunanya. Dia di
di sana bahagia dengan yang lain, kamu di sini
97
Aku dan Ana | Nur Wahid