Page 101 - Aku dan Ana
P. 101
Dilemparkan pertanyaan demikian, aku lagi-
lagi harus menarik nafas dalam-dalam. Aku
pikir pertanyaan itu tak lagi memerlukan
jawaban, karena apa pun jawabannya, pada
akhirnya tidak berguna sama sekali, baik
untukku maupun untuk Ana dan aku pun tidak
ingin menjawabnya lagi.
"Hei, kok diam?"
"Hadeh, nggak apa-apa, menurutku gak ada
lagi yang harus dibahas perihal itu."
“Iya, sih. Lupakan aja kan ya.”
“Iya, lupakan aja,” ucapku.
“Heleh, nggak percaya aku, lalu kenapa kamu
merenung gitu? kamu mikirin apa coba?” tanya
Ana tak percaya.
“Ya, lagi mikirin sesuatu, mikirin kerjaan
misalnya.”
96
Aku dan Ana | Nur Wahid