Page 52 - e-modul Akuntansi Keuangan 1_Neat
P. 52

e-modul Akuntansi Keuangan I – Politeknik Negeri Bali


                              Analisis umur piutang adalah suatu bentuk laporan untuk mengetahui

                        posisi  piutang  dengan  melakukan  pengelompokan  piutang  pada  periode
                        tertentu,  analisis  umur  piutang  melibatkan  pengelompokan  piutang

                        berdasarkan lamanya waktu sejak transaksi  penjualan  terjadi  hingga  saat
                        laporan dibuat. Pengelompokan ini biasanya dilakukan dalam interval waktu

                        tertentu,  seperti  0-30  hari,  31-60  hari,  dan  seterusnya.  Dengan  cara  ini,

                        perusahaan dapat mengetahui piutang mana yang sudah jatuh tempo dan
                        perlu  segera  ditagih,  serta  mana  yang  mungkin  tidak  akan  tertagih  lagi.

                        Tujuan  analisis  umur  piutang  adalah  untuk  mengelola  arus  kas,
                        mengidentifikasi  risiko  kredit,  dan  meningkatkan  efisiensi  pengelolaan

                        piutang. Kategori umur piutang antara lain:

                          •  Piutang Belum Jatuh Tempo (0 Hari)
                              Piutang  yang  masih  dalam  masa  tenggang  dan  belum  mencapai

                              tanggal  jatuh  tempo  yang  ditetapkan  dalam  perjanjian  kredit  atau
                              penjualan. Piutang ini biasanya  dianggap  aman  karena masih  dalam

                              waktu pembayaran yang wajar.

                          •  Piutang Jatuh Tempo (1-30 Hari)
                              Piutang dalam kategori ini sedikit terlambat dari tanggal jatuh tempo,

                              tetapi umumnya masih bisa diterima dan memiliki peluang tinggi untuk
                              tertagih.

                          •  Piutang Jatuh Tempo (31-60 hari)

                              Keterlambatan  ini  mengindikasikan  adanya  masalah  dalam  proses
                              pembayaran atau arus kas pelanggan yang mungkin mulai terganggu.

                              Tingkat risiko piutang tidak tertagih meningkat dalam kategori ini.

                          •  Piutang Jatuh Tempo (61-90 hari)
                              Piutang dalam kategori ini dianggap berisiko tinggi untuk tidak tertagih

                              karena keterlambatan yang cukup signifikan. Hal ini bisa menunjukkan
                              masalah  yang  lebih  serius  dengan  pelanggan,  seperti  kesulitan

                              keuangan atau ketidakpuasan

                          •  Piutang Jatuh Tempo (Lebih dari 90 hari)
                              Piutang yang tertunda lebih dari 90 hari sering kali dianggap sebagai

                              piutang bermasalah atau macet. Peluang tertagihnya sangat kecil, dan
                              ada kemungkinan besar piutang ini tidak akan terbayar sepenuhnya.



                                                                                                       48
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57