Page 24 - HANDOUT CERITA RAKYAT
P. 24
b. Menelaah Struktur Legenda
Bacalah Legenda berikut!
Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan
seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi.
Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari, saat
sedang menenun di beranda istana Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia
menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintarannya jatuh untuk
kesekian kalinya, Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi
siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah
itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama tumang dan menyerahkan
pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan
sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak
yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini
diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya Sangkuriang selalu ditemani
bermain oleh seekor anjing yang bernama tumang yang dia ketahui hanya sebagai
anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang
pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk
berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa
hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya.
Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya
pada tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging tumang pada ibunya.
Dayang Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas
keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai, Dayang Sumbi teringat pada tumbang dan bertanya pada
anaknya di mana tulang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapi
akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi
sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat
di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh
ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan
bekas luka yang sangat lebar di keningnya. Setelah dewasa Sangkuriang pun pergi
mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
C E R I T A R A K Y A T Halaman 18