Page 23 - Modul Belajar Berbasis Digital
P. 23
Adanya hambatan udara yang keluar dari paru-paru,
tentunya memengaruhi ketika melakukan proses
artikulasi. Dari proses artikulasi tersebut, muncul berbagai bentuk bunyi bahasa yang
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, vokal, konsonan dan semi vokal. Bahasa terbagi
atas tiga macam, yaitu vokal, konsonan dan semivokal. Perbedaan antara vokal dan
konsonan didasarkan pada ada atau tidaknya hambatan (proses artikulasi) pada alat
bicara.
Bunyi vokal terjadi apabila udara dari paru-paru mendapatkan hambatan di
dalam pita suara. Artinya, suara yang dihasilkan akan merambat melalui pita suara,
untuk membuat pintu dari pita suara bergetar dan menghasilkan vokal suara. Menurut
Chaer (2013:32) bunyi vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan cara setelah
arus udara keluar dari glotis atau celah pita suara, kemudian arus ujarnya hanya
diubah oleh posisi lidah dan bentuk mulut. Menurut Setyaningsih dan Rahardi
(2014:57), semua bunyi vokal dalam bahasa indonesia adalah bunyi bersuara (voiced
sound), bukan bunyi yang tidak bersuara seperti bunyi (voiceless sound). Contohnya
vokal bahasa Indonesia seperti bunyi [a,i,u,e,o] pada kata ‘apa’,’itu’, ‘untuk’, ‘enak’,
dan ‘toko’, merupakan bentuk bunyi vokal.
Bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan ketika arus udara yang keluar
dari paru-paru menghambat melalui alat artikulasi manusia. Misalnya, bunyi [b]
dihasilkan ketika bibir bawah dan atas mendapatkan hambatan oleh arus udara.
Artinya, bunyi [b] dihasilkan apabila adanya hambatan udara yang diproses melalui
alat artikulasi manusia. Menurut Chaer (2013:32) bunyi konsonan dapat terjadi
setelah arus ujar melewati pita suara diteruskan ke rongga mulut dengan mendapat
hambatan dari artikulator aktif dan pasif. Misalnya bunyi [d] yang dihasilkan karena
adanya hambatan pada ujung lidah (apeks) dan gigi atas atau langit-langit lunak
(velum). Jika dibedakan dengan bunyi vokal, bunyi konsonan tidak dapat terjadi
apabila tidak ada hambatan arus ujar pada alat artikulator, sedangkan bunyi vokal
tidak memerlukan adanya hambatan arus ujar pada alat artikulator melainkan hanya
mengandalkan pola dan bentuk bibir atau mulut.
Bunyi semi vokal dikatakan memiliki gabungan bunyi vokal dan konsonan.
Bunyi vokal hanya memiliki dua bentuk bunyi yaitu bunyi [w] dan [y]. Menurut
15 FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)