Page 27 - Modul Belajar Berbasis Digital
P. 27
tertutup. Itu semua tergantung bagaiman bibir membentung pola ketika menghasilkan
bunyi. Sebagaimana dikemukakan Setyaningsih dan Rahardi (2014:58), bahwa
penyebutan vokal bundar (rounded vowel) dan vokal tidak bundar (unrounded vowel)
didasarkan pada bangun mulut yang dibentuk oleh kedua bibir, yaitu pada bibir atas
(upper lip) dan bibir bawah (lower lip). Misal pada bunyi yang dihasilkan vokal
bundar. Jika terbuka, vokal itu diucapkan dengan posisi bibir terbuka bulat
(open-rounded). contohnya pada vokal [u] dan [o] pada kata ‘untuk’ dan ‘obat’.
Sedangkan bunyi yang dihasilkan dari vokal tidak bundar, akan membentuk suatu
pola bibir yang melebar ketika menyebutkan vokal [a, i, e, ] pada kata ‘ayah’, ‘ibu’,
dan ‘enak’.
Bunyi Vokal Fon Kata
Vokal Bundar [u] [tusuk] dan [cucu]
[o] [toko], [kokoh], dan [ruko]
Vokal tidak Bundar [a] [ada], [ayah], [kakak]
[I] [Itik], [hati], [kaki]
[e] [kocek], [empek-empek],
2.4 Contoh Klasifikasi Vokal Bundar dan Vokal Tidak Bundar
d. Vokal Panjang dan Vokal Pendek
Bunyi panjang dibedakan dari bunyi pendek berdasarkan lamanya bunyi
tersebut diucapkan atau diartikulasikan.Vokal dapat dibedakan atas bunyi panjang dan
bunyi pendek. Vokal panjang menghasilkan bunyi berdasarkan kuantitasnya yang
lebih banyak, akan menghasilkan bunyi [i] dan [u] pada kata ‘roti’ dan ‘madu’.
Sedangkan bunyi yang dihasilkan pada vokal pendek, memiliki kuantitas bunyi yang
relatif pendek. Misalnya bunyi [i] dan [u] pada kata ‘indah’ dan ‘upah’, sehingga
dikatakan sebagai bunyi yang memiliki kuliatas bunyi relatif pendek. adapun contoh
pada ketika diambil dalam bahasa Indonesia, bunyi [i] dan [u] pada kata ‘ikan’ dan
‘umpan’. Tentunya kedua bunyi itu memiliki pelafalan pendek, sehingga disebu vokal
pendek, bukan vokal panjang (Setyaningsih dan Rahardi, 2014:59).
19 FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)