Page 34 - Modul Belajar Berbasis Digital
P. 34
Bunyi Oral Bunyi Nasal
Fon Kata Fon Kata
Kategorisasi bunyi keras (fortis) dan
bunyi lunak (lenis) dibedakan berdasarkan
ada tidaknya ketegangan arus udara pada
waktu bunyi itu diartikulasikan. Menurut
Setyaningsih dan Rahardi (2014:62),
bunyi yang diartikulasikan dengan
ketegangan disebut bunyi (fortes), sedangkan bunyi yang diucapkan tanpa adanya
ketegangan disebut bunyi lunak (lenis). Contohnya bunyi letup [p] pada kata ‘pipi
dan ‘pindah’ merupakan bentuk bunyi fortes.
Adapun bunyi yang memiliki kesetaraan dengan bunyi tersebut adalah
bunyi [t], [c], dan [k] dalam bahasa Indonesia seperti pada kata ‘tiang’, ‘cacing’,
dan ‘kakak’. Sebaliknya bunyi lenes yang tergolong dalam bunyi bahasa
Indonesia adalah bunyi [b] dan [g], yang terdapat pada kata ‘badak’, dan
‘geledek’. Kedua bunyi tersebut juga termasuk ke dalam bunyi letup bersuara,
seperti pada bunyi [j] pada kata ‘jinak’, dan bunyi [g] pada kata ‘gimbal’. Di
dalam klasifikasi bunyi vokal bahasa Indonesia, yang termasuk ke dalam
golongan bunyi lenes adalah bunyi [ǝ] seperti pada kata ‘rebung’ dan ‘reda’
26 FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)