Page 35 - Modul Belajar Berbasis Digital
P. 35
(Setyaningsih dan Rahardi, 2014:62-63). Menurut Alfin dan Rosyidi (2019:29),
Bunyi keras dan bunyi lunak mencakupi sebagai berikut:
1. Bunyi keras mencakupi beberapa jenis bunyi seperti:
a. bunyi letup tak bersuara: [p, t, c, k],
b. bunyi geseran tak bersuara: [s],
c. bunyi vokal: [ı]
2. Sedangkan bunyi lunak mencakupi beberapa jenis seperti:
a. bunyi letup bersuara: [b, d, j, g],
b. bunyi geseran bersuara: [Z],
c. bunyi nasal: [m, n, ñ, ],
d. bunyi likuida: [r, l],
e. bunyi semi-vokal: [w, y],
f. bunyi vokal: [i, e, o, u]
Dalam pembelajaran fonologi tentunya kita akan menemukan informasi
berupa bunyi vokal dan bunyi konsonan. Kedua bunyi tersebut ternyata dapat
diklasifikasikan berdasar panjang pendeknya bunyi yang dihasilkan. Menurut
Setyaningsih dan Rahardi (2014:63), “yang menjadi parameter untuk mengatakan
panjang pendek itu adalah lamanya, durasinya atau kuantitasnya. Penjelasan tersebut
juga sejalan dengan pendapat Alfin dan Rosyidi (2019:30), yang mengemukakan
bahwa bunyi panjang dibedakan dari bunyi pendek berdasarkan lamanya bunyi
tersebut diucapkan atau diartikulasikan. Bunyi panjang sendiri terdiri dari bunyi vokal
[a], [u], dan [i] sedangkan bunyi pendek terdiri dari bunyi [p] dan [b].
Bunyi Panjang Bunyi Pendek
[a] [p]
[u] [b]
[i]
27 FONOLOGI ( KLASIFIKASI BUNYI BAHASA INDONESIA)