Page 168 - DUMMY BUKU KPU
P. 168
Pengembalian terbesar Warga banyak yang boro sehingga tidak bisa datang saat
sejumlah 6.951 atau 24% pemilihan karena membutuhkan biaya untuk pulang dan balik ke
(sesuai DPT Bulu) berasal perantauan selain itu juga meninggalkan pekerjaan akan
mengurangi penghasilan.
dari kecamatan Bulu, Biasanya warga yang boro ini mudik pada saat lebaran, tetangga
disusul terbesar kedua punya kerja (mantu ) dan pada saat Pilkades. Tradisi mudik saat
lebaran sudah menjadi kebiasaan dan selalu dilakukan.
dari kecamatan Weru Sementara pulang saat tetangga mantu dengan pertimbangan
gentian/gantian ,gantian jika nanti mempunyai kerja tetangga
sejumlah 6.130 atau juga akan bersikap hal yang sama. Kalau Pilkades pulang
13,83% dari DPT Weru. biasanya karena transportasi ditanggung
calon Kades
Jumlah pengembalian (Sahid B. Sutanto /Ketua PPK Bulu)
terbesar dari Kecamatan
Bulu tidak hanya kali ini saja tetapi tercatat dalam setiap pemilihan.
Banyak warga Bulu yang kerja boro di luar kota dan tidak bisa pulang
saat pemilihan sehingga prosentase kehadiran pemilih memang
berkurang. Warga kecamatan Bulu boro atau merantau/kerja di luar
22
kabupaten Sukoharjo seperti Jakarta, Surabaya bekerja di sektor informal
sebagai pedagang bakso, sayur, jamu dll. Jika meluangkan waktu untuk
pulang tentu saja membutuhkan biaya besar dan harus merelakan
penghasilan selama di tinggal pulang. Faktor waktu yang tidak terlalu
luang dan alasan ekonomi menjadi pertimbangan. Asumsinya jika harus
pulang akan mengeluarkan biaya sekian ratus ribu untuk transport dan
kehilangan penghasilan karena tidak bisa berjualan. Biasanya warga
yang boro ini pulang /mudik pada saat lebaran, tetangga punya kerja
(mantu/menikahkan anak ) dan pada saat Pemilihan Kepala Desa
(Pilkades). Tradisi mudik saat lebaran sudah menjadi kebiasaan dan
selalu dilakukan.
Sementara pulang saat tetangga mantu dengan pertimbangan gentian/
gantian /jogo tonggo, gantian jika nanti mempunyai kerja tetangga juga
akan bersikap hal yang sama. Hal ini bentuk kearifan lokal yang sudah
turun temurun dilakukan warga Bulu yang boro.
22 Boro berasal dari bahasa jawa yang artinya ngemboro atau mboro yang berarti
meninggalkan desa tempat tinggalnya ke daerah lain untuk sementara dengan
tujuan mencari penghasilan, meningkatkan status sosial ekonomi, dan pada
saat-saat tertentu ia kembali ke desanya dengan membawa uang dan kemudian
kembali lagi ke tempat tujuan.
Meneguhkan Kedaulatan Pemilih
168
Pandemi Tak Halangi Partisipasi