Page 16 - Karlina_1900008083_C_modul digital
P. 16
E. Bakteri Archaebacteria dan Eubacteria Serta Peranannya
Archaebacteria dan Eubacteria (bakteri) adalah organisme renik
prokariota (tidak memiliki membran inti). Ciri-cirinya adalah, bersel
tunggal maupun banyak, bersifat saprofitik, parasitik, atau autotrofik.
Dinding sel Archaebacteria tidak memilki peptidoglikan. Archaebacteria
dibagi menjadi metanogen, halofil ekstrem, dan termofil ekstrem.
Archaebacteria bereproduksi dengan membelah biner, berganda, tunas,
fragmentasi (Campbell et al. 2000).
1. Bakteri Archaebacteria
Archaebacteri adalah sel-sel paling awal (kuno) yang memiliki
kedekatan dengan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel).
Istilah Archaebacteria berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari
kata archaio yang berarti kuno. Archaebacteria merupakan organisme
tertua yang hidup di bumi. Archaebacteria hidup dengan lingkungan
ekstrem yang diduga lingkungan kehidupan awal di
bumi. Archaebacteria disebut juga dengan bakteri purba (Setiawan,
2020)
Archaebacteria adalah organisme yang metabolisme energi khasnya
membentuk gas metana (CH4) dengan cara mereduksi karbon dioksida
(CO2). Archaebacteria bersifat anaerobik dan kemosintetik. Nama
“archaebacteria,” dengan awalannya yang berarti “kuno,”
menunjukkan bahwa ini adalah kelompok yang sangat tua.
Archaebacteria adalah kelompok bakteri yang dinding selnya tidak
mengandung peptidokglikan, namun membrane plasmanya
mengandung lipid. Archaebacteria ini hidup di lingkungan yang
ekstrim. Archaebacteria terdiri dari bakteri-bakteri yang hidup di
tempat-tempat kritis atau ekstrim, misalnya bakteri yang hidup di air
panas, bakteri yang hidup di tempat berkadar garam tinggi, dan bakteri
yang hidup di tempat yang panas atau asam, di kawah gunung berapi,
dan di lahan gambut. (Setiawan. 2020)
10