Page 104 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 104

meraup 7 (tujuh) suara. Sebelum pertarungan konfercab itu terjadi,
            Mastri sempat bertanya pada Sarlan untuk maju atau tidak menjadi
            ketua cabang. Saat itu, Sarlan menjawab tidak maju. Saksi saat itu
            Arafat.

                   Usai  pertemuan  itu,  Mastri  menyusun  kemenangan  untuk
            memenangkan  kontestasi.  Anggotanya  mulai  dari  pengurus
            komisariat, yang mana pada saat itu Mastri kader komisariat FKIP
            namun tidak di dukung oleh Komisariat FKIP. Dukungan awal yakni
            dari komisariat STAIN, Fekon, Pertanian, dan Unsultra.
                   Momentum  konfercab  pada  saat  itu  menjelang  pemilu,
            makanya  banyak  dana  yang  masuk,  di  mulai  dari  Amfrel,  Forum
            Rektor, KIPP serta yang lain. Dalam proses kompetisi Konfercab ada
            3  (tiga)  calon,  yaitu  Mastri  Susilo,  Sarlan  Adi  Jaya,  dan  La  Ode
            Samsudin. Sarlan Adi jaya di dukung oleh Komisariat FISIP, La Ode
            Samsudin di dukung komisariat FKIP, serta Mastri Susilo di dukung

            Oleh Pertanian dan STAIN. Karena kompetisi yang agak ketat,  maka
            delegasi dari komisariat FEKON  menjadi penentu.
                   Saat  berkompetisi  masing-masing  calon  membentuk  pos
            komando (posko). Saat itu terbagi menjadi 3 (tiga) posko. Mastri
            Susilo menempati rumah Wa Ode Rulia sebagai posko. Sarlan dan
            La Ode Samsuddin  juga membentuk posko.
                   Dalam     perjalanan   pemilihan   calon   ketua    banyak
            mendapatkan tekanan-tekanan. Salah satu issu yang dihembuskan

            bahwa  Mastri  adalah  pendatang.  Namun  karena  sudah  memiliki
            pendukung fanatik, Mastri mendapat suara ‘dasar’ yakni 5  yakni dari
            komisariat  pertanian  dan  STAIN.  Guna  menghadang  niat  Mastri,
            Sarlan dan La Samsuddin bergabung menjadi koalisi bersama. Pada
            saat itu akhirnya Fekon memilih Sarlan, ketua komisariatnya saat itu
            Laode Sabara dengan negosiasi untuk menjadikan yang dari Fekon
            menjadi sekretaris umum, dan pada saat itu disetujui, kemudian ini
            menjadi sejarah sekretaris umum pertama perempuan bernama Titi
            Lisnani,  beliau  merupakan  mantan  ketua  kohati  HMI  komisariat


               85
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109