Page 107 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 107
kemarin HMI menolak Agung Laksono. Mendengar hal dimaksud
Mastri hanya tertunduk. Setelah itu, Akbar melanjutkan: ada urusan
apa dengan saya. Mastri menjawab, minta komputer, untuk
keperluan di cabang. Usai mendengar permintaan itu, bang Akbar
melanjutkan bahwa masalah itu biar Agung Laksono yang
membantu.
Ajudan Akbar Tanjung menelepon Agung Laksono. Singkat
cerita, Agung Laksono memberikan bantuan 1 (satu) unit PC
komputer. Permintaan komputer ke Agung Laksono, Mastri
meminta tolong ke Yahya Zaidin agar PC komputer dapat diterima.
Tidak puas dengan hanya 1(satgu) PC komputer, Mastri juga tetap
ngotot memperoleh komputer dari Akbar Tanjung. Setiap sore
ketemu bang Akbar, menunggu di ruangan, sehingga jadi setiap
beliau keluar ikut dan cerita, jadi, bang Akbar itu hafal dan mengenal
jelas Ketum Cabang Kendari Mastri Susilo.
Karena Mastri kerap muncul ke ruang tunggu Akbar Tanjung,
Akbar Tanjung bertanya ke Yahya Zaidin, kok dari ini ketua cabang
Kendari belum pulang. Mendengar itu, Yahya berujar minta
tambahan komputer. Mendengar hal itu, Akbar Tanjung
menyampaikan, yah bisa membantu yang langsung memerintahkan
ajudan untuk membeli 1 (satu) unit PC komputer. Setalah mendapat
dapat 2 (dua) PC komputer, Mastri pulang di Kendari dengan naik
kapal.
Pada era Mastri Susilo menjadi ketum, peran HMI dalam
demonstrasi yang turut membantu mempercepat peralihan
kekuasaan. Habibie setelah disumpah sebagai Presiden oleh MPR,
mengambil langkah cepat dengan mengangkat Syarwan Hamid
sebagai Menteri Dalam Negeri yang baru untuk segera mengangkat
dan memberi mandat kepada Tim tujuh untuk merevisi undang-
undang politik. Keterlibatan Anas Urbaningrum dalam Tim Tujuh,
yang pada waktu bersamaan masih menjabat Ketum PB HMI
88

