Page 109 - Sejarah HMI Cabang Kendari
P. 109
setiap saat HMI cabang sering komunikasi dengan pengurus
komisariat.
4.8 Pesan Mastri untuk Kader HMI Kendari
Kader HMI mesti jaga marwah HMI dengan penuh integritas.
Sebagai mantan ketum melihat saat ini nilai nilai intelektual, dengan
membangun organisasi yang benar sesuai konstitusi, menurut
pandangannya tidak sesuai, karena dalam momentum apa saja, HMI
itu sudah tidak terlihat. Padahal fasilitas sarana prasarana itu sangat
memadai, sehingga menimbulkan pertanyaan sekretariat HMI
cabang Kendari yang menjadi spektrum organisasi di manfaatkan
atau tidak, maka sebagai mantan Ketua Cabang dikatakan bahwa
“sekretariat itu seperti kuburan, karena di kuburan itu setiap hari
orang datang ziarah”.
Adik-adik HMI cabang sekarang jauh dari aktivitas HMI yang
benar, kami tidak tau apakah cabang ini selalu mengadakan Rapat
presidiumkan atau tidak, apakah setiap 6 (enam) bulan mengadakan
pleno atau tidak, dan yang paling fenomenal ialah konpercab
berjalan senyap dan tiba tiba sudah terpilih menjadi ketua cabang,
dan yang terpilih menjadi 3. Inilah degradasi yang fatal, dan itu
bukan saja cabang, komisariat, bahkan PB HMI.
Jika HMI seperti itu terus, tidak ada perbaikan, kesadaran
pada internal HMI, maka ini awal kehancuran HMI. Dahulu HMI
susah untuk di bubarkan, bahkan PKI pun tidak mampu
membubarkan, yang dapat membubarkannya ialah kader HMI itu
sendiri. Menurut Mastri Susilo “Tidak ada gunanya buat buku sejarah
ini, kalau anak HMI tidak mau belajar, tidak membaca sejarah, tidak
membaca perkembangan zaman”.
Kalau kita lihat, coba berdiri di depan lorong, hitung ada
berapa orang yang datang di cabang kalau tidak ada bastra Atau
ada berapa orang yang tidur di cabang anak HMI, dulu waktu
90

