Page 17 - e-modul praktikum
P. 17
13
Temulawak menduduki peringkat pertama dijawa timur dan peringkat
kedua pertama di Jawa Timur dan peringkat kedua di Jawa Tengah setelah jahe
berdasarkan kebutuhan untuk industri obat tradisional dan industri kecil obat
tradisional (Kemala, 2003). Temulawak juga banyak digunakan oleh masyarakat
tradisional seperti di Donggala, Sulawesi Tengah memanfaatkan batang dan
rimpang temulawak sebagai obat dengan nilai kegunaan sebesar 8%.
Penggunaan temulawak dalam pengobatan tradisional banyak digunakan dalam
pengobatan gangguan pencernaan, sakit kuning, keputihan, meningkatkan daya
tahan tubuh serta menjaga kesehatan (Aswar, 2010).
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2011) temulawak termasuk dalam
suku temu-temuan. Tanaman ini berbatang semu dengan bunga yang eksotis
berwarna putih kemerahan dan memiliki rimpang relatif besar dengan warna
irisan rimpang kuning cerah. Temulawak dapat tumbuh di daerah tanah gembur
hutan tropis dengan ketinggian 5-1500 meter dpl, tanah kering, perkarangan,
ladang, dan padang alang-alang.
Temulawak merupakan jenis tanaman rimpang yang mengandung senyawa
kurkumin. Senyawa tersebut termasuk senyawa bioaktif yang terdapat pada
rimpang temulawak, memiliki fungsi sebagai penangkal radikal bebas atau
antioksidan dan berperan dalam kesehatan tubuh manusia (Kasai et al., 2019).
Selain itu Curcuma zanthorrhiza juga mengandung senyawa Xanthorrhizol yang
merupakan senyawa seskuiterpenoid golongan bisabolen (bisabolane-type
sesquiterpenoid) (Devaraj et al., 2010). Rhizoma Curcuma zanthorrhiza juga
mengandung gula, saponins, flavonoids, glikosida jantung (cardiacglycosides),
terpenoids, anthraquinones (Silalahi, 2017).
Setelah mengetahui bahwa tanaman temulawak
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
terutama dalam pengobatan. Mari kita buktikan
dengan melakukan percobaan terhadap tanaman
temulawak untuk melihat kandungan senyawa
apa saja yang terkandung!!
Praktikum Kimia Organik II