Page 25 - Majalah POM Vol.6/No.3/2024
P. 25
dalam menginterpretasikan informasi
yang terdapat pada tabel informasi nilai
gizi. Penggunaan label yang sederhana
ini memungkinkan konsumen untuk
memilih produk dengan lebih cepat dan
tepat. Hal ini akan berdampak positif
pada kesehatan masyarakat, karena
mendorong konsumen untuk cenderung
memilih produk yang lebih sehat sesuai
dengan kebutuhan gizi mereka.
Selain itu, Nutri-Level mendorong
produsen untuk lebih memerhatikan
kandungan gizi dalam produknya,
khususnya mengurangi kandungan GGL.
Dengan adanya label ini, produsen akan
terdorong untuk melakukan reformulasi
FOPNL pada berbagai negara: Label Peringatan (Brazil, Meksiko, Uruguay); Panduan Asupan Gizi atau mengembangkan produk baru yang
Harian Warna Monokrom (Indonesia); Health Star Rating (Australia dan Selandia Baru); Nutri-Score
(Perancis, Belgia, Spanyol, Jerman); Nutri-Grade (Singapura); Traffic Light System (Inggris, Iran, lebih sehat sesuai kecukupan gizi yang
Ekuador); Pilihan Lebih Sehat (Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei, Belanda, Denmark, Swedia) disarankan. Hal ini akan menciptakan
persaingan yang lebih sehat dan positif
dalam industri pangan olahan, sehingga
label sebelum membeli produk. FOPNL Manfaat Nutri-Level
tersebut juga dapat meningkatkan akurasi Pencantuman label Nutri-Level pada produsen terus berinovasi untuk
menyediakan pilihan pangan yang lebih
konsumen dalam mengidentifikasi produk pangan olahan memiliki manfaat yang baik bagi konsumen.
yang lebih sehat. sangat besar dalam mendukung pola
Berdasarkan kajian ilmiah dan konsumsi dan hidup sehat di masyarakat. Keberhasilan penerapan Nutri-Level
mempertimbangkan preferensi konsumen Salah satu manfaat utamanya adalah tidak hanya bergantung pada produsen,
serta pelaku usaha di Indonesia, akan memberikan informasi yang jelas dan tetapi juga pada peran pemerintah dan
masyarakat. Pemerintah berperan dalam
diperkenalkan FOPNL format baru, mudah dipahami tentang kandungan gizi menyediakan regulasi dan memberikan
yaitu Nutri-Level. Nutri-Level merupakan pada produk pangan. Dengan adanya
format FOPNL yang menggunakan kode label ini, konsumen dapat dengan cepat edukasi yang jelas, sementara
warna (hijau tua, hijau muda, kuning, menilai apakah produk tersebut sesuai masyarakat diharapkan dapat lebih aktif
dan merah) dan huruf (A, B, C, dan D) dengan kebutuhan gizi mereka, tanpa dalam memahami dan memanfaatkan
informasi yang tertera pada label Nutri-
untuk mengklasifikasikan produk pangan harus mempelajari informasi nilai gizi yang Level. Sinergi ini sangat penting untuk
berdasarkan tingkat kandungan GGL. lebih kompleks. Hal ini sangat membantu
Pangan olahan dengan kandungan GGL bagi mereka yang memiliki kebutuhan mewujudkan tujuan bersama, yakni
terendah akan mencantumkan logo Nutri- diet khusus, seperti mengurangi asupan menciptakan generasi yang lebih sehat
Level A (warna hijau tua). Sedangkan gula, garam, atau lemak. dan produktif, yang pada akhirnya dapat
mengurangi beban penyakit tidak menular
pangan olahan dengan kandungan GGL Nutri-Level juga dapat membantu akibat pola makan yang tidak sehat di
tertinggi akan mencantumkan logo Nutri- mengurangi kebingungan konsumen
Level D (warna merah). masyarakat.n
Nutri-Level tidak hanya akan
dicantumkan pada label pangan olahan
terkemas, tetapi akan dicantumkan pula
pada kemasan pangan olahan siap saji
yang pengaturan dan pengawasannya
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Saat ini, BPOM tengah membahas
ketentuan teknis mengenai pencantuman
Nutri-Level pada pangan olahan
terkemas.
Rencananya pencantuman Nutri-Level
akan diimplementasikan secara bertahap
berdasarkan jenis pangannya. Pada
tahap awal, Nutri-Level akan menyasar
produk minuman siap konsumsi,
termasuk minuman berbentuk konsentrat
cair dan serbuk yang perlu dilarutkan
dengan air. Selanjutnya, ketentuan
pencantuman Nutri-Level akan diperluas Ilustrasi pencantuman Nutri-Level pada produk pangan olahan
pada jenis pangan lainnya.
25
Vol.6/No.3/2024