Page 225 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 225
Judul : Sidak Ranitidin, Polresta Probolinggo Temukan Ratusan Obat
Berbahaya
Nama Media : harianbhirawa.com
Tanggal : 13 Oktober 2019
Halaman/URL: http://harianbhirawa.com/sidak-ranitidin-polresta-probolinggo-
temukan-ratusan-obat-berbahaya/
Tipe Media : Online
Kota Probolingggo, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama
Polresta Probolinggo Kota,
menggelar sidak. Inspeksi
mendadak dilakukan, buntut dari
perintah penarikan produk ranitidine
yang terdeteksi N-
Nitrosodimetylamine oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Hasilnya, Dinkes dan
Satresnarkoba Polresta, tidak menemukan obat yang injeksi tuka lambung tersebut.
Meski sudah menyisir RSUD dr Mohamad Saleh dan RS Dharma Husada serta toko
obat Sarinah, Apotik Sumber Waras dan Apotik Kimia Farma.
Namun begitu, tim sidak meminta, pihak rumah sakit dan penjual obat atau apotik,
untuk tidak menjual obat yang sama yang diproduksi perusahaan lain.
Adapun ranitidine yang dilarang dan ditarik peredarannya, karena terkontaminasi N-
Nitrosodimenthylamine (NDMA) penyebab kangker. Obat injeksi (Suntik) tersebut
akan mengendap di dalam lambung. Ranitidine yang dilarang beredar dan harus
ditarik meliputi, Ranitidine Cair Injeksi 25 Mg/Ml dengan no bets produk beredar 95486
s/d 190. 06486001 s/d 008. 16486 001 s/d 051. 26486 001 s/d 018. “Ranitidine dengan
empat nomer bets tersebut dari PT Phapros Tbk,” terang Kasatreskoba AKP
Suharsono, Jum”at 11/10.
Kemudian berkembang ke ranitidine lain yang juga terdeteksi mengandung NDMA.
Yaknim Zantac Cairan Injeksi 25 mg/mL, PT Glaxo Wellcome Indonesia; Rinadin Sirup
75 mg/5 mL, PT Global Multi Pharmalab; Indoran Cairan Injeksi 25 mg/mL dan
Ranitidine Cair Injeksi 25 Mg/Ml, yang diproduksi perusahaan obat lain.
“Saat kita sidak, tidak ada temuan Ranitidine seperti yang disebut BPOM. Kota
Probolinggo terbilang aman. Walapun di RS Husada ditemukan Ranitidine merek yang
sama tetapi No Bets-nya berbeda. Kita sarankan untuk tidak digunakan atau ditarik,”
tambahnya.
Endang Purwaningsih, Kepala Instalasi Farmasi pada RSUD DR Mohamad Saleh
mengatakan, ada 600-san ampul (obat injeksi) yang sudah digudangkan. Meski obat
tersebut tidak termasuk yang harus ditarik seperti surat perintah BPPOM. “Obat yang
kami gudangkan itu, tidak termasuk yang harus ditarik. Tapi kami antisipasi, khawatir