Page 251 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 251

Judul          : Ikatan Apoteker Indonesia: Ranitidin Belum Dilarang, tapi Ditarik
                              Sementara

               Nama Media : indonesiainside.id

               Tanggal        : 14 Oktober 2019
               Halaman/URL: https://indonesiainside.id/news/nasional/2019/10/13/ikatan-apoteker-
               indonesia-ranitidin-belum-dilarang-tapi-ditarik-sementara

               Tipe Media  : Online

                                                                      Polemik    tentang     obat-obatan
                                                                   mengandung Ranitidin terus bergulir.
                                                                   Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan
                                                                   Apoteker  Indonesia  (PP  IAI),  Nurul
                                                                   Falah  Eddy  Pariang  mengatakan,
                                                                   Ranitidin  saat  ini  statusnya  belum
                                                                   dilarang    tetapi   ditarik    secara
                                                                   sementara.

                                                                   “Kepada  aparat,  (Ranitidin)  ini
                                                                   adalah  obat  legal  sampai  BPOM
               mengumumkan  obat  dengan  Ranitidin  dicabut  izin  edarnya.  Karena  masih  dalam
               penelitian selanjutnya,” kata Nurul Nurul saat dihubungi dari Jakarta, Ahad (13/10).

               Dia  menuturkan,  produk  farmasi  mengandung  Ranitidin  seharusnya  hanya  ada  di
               apotek karena tergolong obat keras. “Obat dengan Ranitidin ini obat keras seharusnya
               tidak  ada  di  toko  obat,  hanya  di  apotek,”  ujarnya.  Nurul  mengatakan,  apotek  kini
               secara berangsur sudah menarik obat mengandung Ranitidin yang biasa digunakan
               untuk mengobati sakit tukak lambung dan tukak usus.

                Penarikan itu, menurut dia, dilakukan sesuai surat edaran Badan Pengawas Obat
               dan  Makanan  (BPOM)  yang  menarik  secara  sementara  produk  mengandung
               Ranitidin.  Penarikan  tersebut  dilakukan  untuk  uji  laboratorium  secara  mendalam
               menilik  adanya  temuan  cemaran  N-Nitrosodimethylamine  (NDMA)  pada  Ranitidin.
               Nurul  mengatakan,  begitu  BPOM  mengeluarkan  surat  edaran  soal  penarikan  obat
               mengandung  Ranitidin,  langsung  direspons  pengelola  apotek  untuk  menghentikan
               peredaran produk terkait.

               “Biasanya BPOM menulis ke industri, industri ke distribusinya, distribusi ke pelayanan
               apotek di rumah sakit, puskesmas, klinik dengan layanan kefarmasian. Kemudian bagi
               yang memiliki produk dengan Ranitidin dikembalikan,” kata dia.

               Bagi apotek, biasanya mendapatkan kompensasi dari produsen dengan kredit nota
               yang diperhitungkan dengan produk lain. “Ini kan ada harganya. Itu mekanisme yang
               biasa sudah paham,” ucapnya.
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256