Page 90 - PENARIKAN PRODUK RANITIDIN YANG TERKONTAMINASI N-NITROSODIMETHYLAMINE (NDMA)
P. 90
Inspektur CPOB dari setiap negara secara aktif berdiskusi membahas isu terkini di
bidang obat serta berbagi pengalaman dan perspektif dalam menghadapi
permasalahan di lapangan. Hal ini diharapkan akan menjadi input untuk
penyempurnaan pedoman PIC/S atau best practice dalam melakukan inspeksi. Selain
mengakselerasi pengetahuan/kompetensi inspektur di bidang produk biologi, kegiatan
ini dapat dimanfaatkan oleh para peserta untuk membangun jejaring agar lebih
memperkuat kerja sama antar negara dan melakukan R&D produk inovasi tinggi.
BPOM RI Setara dengan Institusi Pengawas Obat Negara Maju
BPOM RI bergabung sebagai anggota Pharmaceutical Inspection Co-operation
Scheme (PIC/S), sebuah forum kerja sama dalam bidang inspeksi Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) sejak 1 Juli 2012. Sebagai anggota ke-41 dari 52 negara
peserta PIC/S, BPOM secara berkesinambungan berpartisipasi aktif dalam berbagai
kegiatan PIC/S untuk mendukung terwujudnya harmonisasi standar serta peningkatan
kapasitas dan kompetensi personil dari masing-masing negara anggota tersebut.
Menurut Penny, dengan menjadi anggota PIC/S, artinya kualitas BPOM dapat
disejajarkan dengan institusi pengawas obat di negara maju lain seperti di AS, Inggris,
Jepang, dan Australia.
“Menjadi anggota PIC/S berarti kualitas pengawasan Badan POM dapat dikategorikan
sejajar dengan institusi pengawas bbat negara maju anggota PIC/S lainnya seperti
Amerika Serikat (US FDA), Inggris (MHRA), Jepang (PMDA) dan Australia (TGA),”
ujar Penny. Hal ini berarti standar, sistem manajemen mutu dan kompetensi Inspektur
CPOB Badan POM mendapat pengakuan internasional.
Bahkan tiga tahun setelah bergabung, BPOM RI pun dipercaya menjadi tuan rumah
penyelenggaraan PIC/S Committee Meeting and Seminar on GMP for Biotechnology
Facility pada 5-9 Oktober 2015.