Page 15 - Presskonpress Badan POM Serahkan Sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk Sarana Produksi Vaksin COVID-19 di Bio Farma 30 - 31 Desember 2020
P. 15
Judul : Bio Farma Raih Sertifikat CPOB sebagai Legalitas Produksi
Vaksin Covid-19
Nama Media : wartaekonomi.co.id
Tanggal : 31 Desember 2020
Halaman/URL : https://www.wartaekonomi.co.id/read320645/bio-farma-raih-
sertifikat-cpob-sebagai-legalitas-produksi-vaksin-covid-19
Tipe Media : Online
Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Farmasi, PT Bio Farma (Persero), secara
resmi memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). CPOB
merupakan Good Manufacturing
Practice (GMP), di mana fasilitas produksi
Bio Farma layak untuk memproduksi vaksin
Covid-19.
Penyerahan sertifikat itu dilakukan dalam
pertemuan yang dihadiri oleh tim pengadaan vaksin dan vaksinasi yang terdiri dari
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (POM), Wakil Menteri 1 BUMN, Dirut Bio Farma Honesti Basyir, dan Menteri
Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi.
"Dalam pertemuan hari ini, kita juga saksikan penyerahan sertifikat CPOB atau GMP
yang artinya fasilitas produksi Bio Farma layak untuk memproduksi vaksin Covid-19,"
kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Rabu (30/12/2020).
Retno mengatakan, tanpa sertifikasi CPOB atau GMP ini, Bio Farma tidak dapat
memproduksi vaksin Covid-19. Penyerahan sertifikat itu sendiri didasari atas kapasitas
dan kapabilitas Bio Farma yang sudah diakui dunia.
"Sebagaimana kita ketahui, kualitas dan kapasitas Bio Farma juga telah diakui oleh
CEPI, dalam due diligence yang dilakukan pada 15 September 2020 dengan hasil yang
baik," katanya.
Dalam pertemuan itu, Menlu mengatakan, Indonesia berhasil
mengamankan supply vaksin dari AstraZeneca dan Novavax yang masing-masing
sebesar 50 juta dosis.
Selain itu, pada kamis 31 Desember 2020, pemerintah juga akan memperoleh 1,8 juta
dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac, China. Dengan demikian, sudah 3 juta vaksin
Sinovac berada di Indonesia.
"Dari track multilateral diplomasi, kita terus bekerja berkomunikasi dan berkoordinasi
dengan WHO, GAVI, dan lain-lain dalam rangka mengamankan akses vaksin melalui
mekanisme COVAX-AMC (Advance Market Commitment) dengan perkiraan perolehan
adalah 3-20 persen jumlah penduduk. Kita terus akan kawal proses ini," katanya.