Page 37 - Konpers Penindakan Obat Tradisional dan Pangan Olahan
P. 37
Judul : Iklan Obat Berbahaya Marak saat Pandemi, Pengawasan
Harus Ditingkatkan Lagi
Nama Media : okezone.com
Tanggal : 26 September 2020
Halaman/URL :https://nasional.okezone.com/read/2020/09/25/337/2283907/iklan-
obat-berbahaya-marak-saat-pandemi-pengawasan-harus-
ditingkatkan-lagi
Tipe Media : Online
JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) menemukan sebanyak
50.000 tautan atau link website yang
mengiklankan obat dan makanan ilegal
selama pandemi Covid-19 dalam
beberapa bulan terakhir. Anggota Komisi
IX DPR Anggia Ermarini mengapresiasi
temuan tersebut sebagai upaya BPOM
dalam memproteksi kesehatan
masyarakat.
Namun, pihaknya juga meminta BPOM untuk lebih aktif lagi melakukan pengawasan
sehingga kedepan tidak ada lagi iklan-iklan obat-obatan berbahaya yang diedarkan kepada
masyarakat.
"50 ribu itu kan temuan yang banyak banget, jadi pengawasan harus lebih ditingkatkan lagi.
Jangan-jangan ada yang gak diiklankan di internet, tapi mereka langsung ke toko-toko obat.
Kan banyak, belum lagi dari luar negeri karena Indonesia ini menjadi pasar yang luar biasa
karena penduduknya banyak banget," kata Anggia, Jumat (25/9/2020).
Politikus PKB ini mengatakan, Komisi IX sering mengingatkan BPOM karena di masa saat
pandemi seperti sekarang, orang kerap kali mengiming-imingi obat anticorona dan lainnya.
"Orang banyak gampang tergiur karena panik, lalu kemudian ada iklan, langsung beli. Ini
kan bahaya makanya peran pengawasan itu menurut kita harus dimaksimalkan lagi,"
tuturnya.
Di sisi lain, karena tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat Indonesia umumnya
masih rendah, begitu pula tingkat kedisiplinannya maka negara harus hadir untuk
memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat secara lebih luas lagi.
"BPOM pasti tidak bisa bekerja sendiri untuk memberikan informasi itu secara lebih luas, lalu
kemudian bisa langsung diterima oleh masyarakat paling bawah maka perlu ada strategi
yang lebih jitu lagi bagi BPOM selain pengawasan langsung, monitoring. Dari temuan-
temuan itu, perlu juga ada edukasi bagi masyarakat biar gak gampang tergiur iklan," katanya.
Ketua Umum PP Fatayat NU itu mencontohkan maraknya iklan-iklan kecantikan atau
pelangsing tubuh yang kerap kali karena masyarakat ingin tampil cantik dan langsing maka
dengan mudah membeli produk-produk kecantikan dari iklan yang diterima.
"Masyarakat mudah banget percaya. Kondisi warga kita begitu memang makanya negara
harus punya strategi untuk membentengi itu," tuturnya.