Page 93 - Majalah BERAKSI edisi 3
P. 93
KEGIATAN STRATEGIS PPPOMN BERAKSI 2023 BERAKSI 2023 INTERMEZZO
Pertemuan Teknis Jejaring Laboratorium Pengu-
jian Pangan Indonesia (JLPPI) - Laboratorium Rujukan Peran Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi Molekuler
Pengujian Pangan Indonesia (LRPPI), Webinar Jejaring PPPOMN dalam Lingkup Regional ASEAN
Laboratorium Pengujian Pangan Indonesia (JLPPI)-
Laboratorium Rujukan Pengujian Pangan Indonesia Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi Molekuler
(LRPPI) "Manajemen Pemeliharaan dan Teknik Preser- PPPOMN tidak hanya membangun jejaring laboratorium
vasi Mikroba" nasional, namun juga berpartisipasi dalam tingkat ASEAN.
Selain menjadi Laboratorium Rujukan pen- Dalam lingkup ASEAN, Laboratorium Mikrobiologi dan Biolo-
gi Molekuler berperan aktif dalam beberapa kegiatan pent-
gujian DNA spesifik spesies dan GMO, Laboratorium ing yaitu ASEAN Food Testing Laboratory Committee (AFTLC),
MBM juga ditunjuk sebagai Laboratorium Rujukan ASEAN Cosmetics Testing Laboratory Committee (ACTLC), dan
untuk pengujian mikrobiologi sejak tahun 2018. Per- ASEAN Genetically Modified Food Testing Network (ASEAN GMF-
temuan rutin juga sering diadakan untuk mengkatal- Net).
isis pemecahan permasalahan pengujian pangan AFTLC memiliki salah satu fungsi untuk memantau,
yang dihadapi oleh Laboratorium internal maupun membimbing dan meninjau pembentukan dan fungsi AFRL
eksternal BPOM. Kali ini, pertemuan teknis jejaring dalam rangka mendukung peningkatan kapasitas labora-
mikrobiologi mengusung tema "Manajemen Peme- torium pengujian pangan negara anggota ASEAN dan men-
liharaan dan Teknik Preservasi Mikroba". Kegiatan dukung keamanan pangan. Saat ini terdapat 10 ASEAN Food
ini diselenggarakan dalam bentuk webinar pada Reference Laboratory (AFRL) yang telah disetujui. Sejak ta-
tanggal 18 Oktober 2023. Kegiatan ini dibuka untuk hun 2018, Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi Molekuler
umum dan tidak dipungut biaya. Pertemuan terse- berinisiatif untuk mengajukan proposal AFRL baru terkait
but turut mengundang Prof. Dr. Atit Kanti, M.Sc dan Species Identification dan Food Allergen. Selama jangka waktu
Dr. Dalia Sukmawati, S.Pd, M.Si sebagai pembicara. tersebut, pengajuan proposal tersebut telah melewati tiga
Jumlah peserta yang berpartisipasi dalam webinar kali pergantian judul berdasarkan masukan dari negara-
ini mencapai 394 orang yang berasal dari berbagai negara anggota ASEAN yang tergabung dalam AFTLC. Saat
daerah dan latar belakang, menandakan antusiasme ini pengajuan AFRL baru telah mendapatkan dukungan dari
peserta yang tinggi terhadap materi tersebut. sebagian besar anggota ASEAN, namun masih berproses den-
Pemeliharaan mikroba merupakan hal yang cu- gan beberapa masukan dari anggota ASEAN lainnya.
kup krusial dalam pengujian mikrobiologi karena Berbeda dengan AFTLC, dukungan ACTLC terhadap
setiap jenis mikroba mungkin memerlukan teknik pengawasan keamanan kosmetik dilakukan dengan melaku-
preservasi yang berbeda. Laboratorium mikrobiologi kan harmonisasi dan adopsi metode pengujian kosmetik
membutuhkan mikroba sebagai baku pembanding di lingkup ASEAN sebagai ASEAN Cosmetics Methods (ACM).
pengujian yang dilakukan. Umumnya suatu Labo- Untuk pengujian mikrobiologi, metode yang diacu yaitu
ratorium mikrobiologi akan memiliki kultur Master ISO kosmetik. Persyaratan yang ditetapkan ACTLC sebagai
(Master Culture) dan kultur stok (Stock Culture) untuk standar batas kontaminan mikroba yang diperbolehkan ti-
disimpan dalam jangka panjang, serta kultur kerja dak sesuai dengan metode ISO yang diacu. Terkait ketidak-
(Working Culture) untuk digunakan dalam pengujian sesuaian tersebut, Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi
rutin sehari-hari atau pengembangan metode. Oleh Molekuler telah berinisiatif untuk mengajukan perubahan
karena itu, pemeliharaan mikroba yang baik akan standar tersebut melalui pertemuan ACTLC. Laboratorium
memberikan jaminan mutu hasil pengujian yang Mikrobiologi dan Biologi Molekuler telah diberikan kesem-
dapat dipertanggungjawabkan. patan untuk menyampaikan permohonan perubahan terse-
Selain menambah pengetahuan terkait but pada pertemuan ACTLC ke-20 dan sangat didukung oleh
teknik pemeliharaan mikroba, para peserta juga Thailand dan Filipina. Permohonan perubahan ini telah ma-
dapat mempelajari bagaimana membangun manaje- suk menjadi agenda resmi ACTLC untuk pertemuan berikut-
men koleksi kultur yang baik, sistematis dan terte- nya dan diagendakan untuk segera mendapat persetujuan
lusur. Laboratorium Mikrobiologi dan Biologi Mole- dari negara anggota ASEAN lainnya secara formal.
kuler telah memiliki berbagai koleksi kultur bakteri ASEAN GMFNet memfasilitasi pertukaran informasi ter-
patogen yang berhasil diisolasi dari beragam jenis kini terkait sistem peraturan Produk Rekayasa Genetik (PRG),
sampel. Koleksi kultur patogen tersebut telah dirin- tanaman PRG yang sedang diteliti, dan kemampuan pengu-
tis sejak awal tahun 2020 dan diharapkan dapat ber- jian PRG. Memfasilitasi upaya peningkatan kompetensi un-
lanjut untuk mendukung ketersediaan mikroba se- tuk mempersempit kesenjangan kompetensi dalam pengu-
tara dengan yang tercatat dalam World Data Centre for jian PRG negara-negara anggota. Mendiskusikan pendekatan
Microbiology (WDCM), sehingga Laboratorium Mikro- umum ASEAN dalam isu-isu terkini mengenai bioteknologi
biologi dan Biologi Molekuler PPPOMN dapat berkon- modern
tribusi dalam memenuhi kebutuhan baku mikroba
untuk Laboratorium internal maupun eksternal.
ASEAN FOOD TESTING LABORATORY COMMITTEE
(AFTLC) DAN ASEAN COSMETICS TESTING LABORATORY
COMMITTEE (ACTLC).
93 94