Page 109 - Badan POM Tindak Tegas Sarana Produksi Tahu Berformalin di Parung
P. 109
Judul : Dinas: Dua Bangunan Pabrik Tahu Berformalin di Parung Tak Berizin
Nama Media : harianterbit.com
Tanggal : 6/10/2022
Halaman/URL : https://www.harianterbit.com/megapolitan/pr-2743592826/dinas-dua-
bangunan-pabrik-tahu-berformalin-di-parung-tak-berizin
Tipe Media : Media Online
Selain tidak mengantongi izin
mendirikan bangunan (IMB), dua
pabrik dengan kapasitas produksi 120
juta tahu per bulan itu juga belum
memiliki izin Pangan Industri Rumah
Tangga (PIRT) dari Dinas Kesehatan setempat.
'Untuk bangunan tidak memiliki izin, ini akan dilaporkan ke bupati karena berbahaya untuk
masyarakat," ungkap Kepala DPMPTSP Kabupaten Bogor Dace Supriadi saat mendampingi Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K Lukito serta pejabat perwakilan dari Polda
Jawa Barat di pabrik tahu yang berlokasi di Desa Waru Kaum, Jumat (10/6/2022)
Menurutnya, selain tidak mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB), dua pabrik dengan kapasitas
produksi 120 juta tahu per bulan itu juga belum memiliki izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)
dari Dinas Kesehatan setempat.
Dace menyebutkan keduanya hanya memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang digunakan
untuk keperluan distribusi produk ke berbagai pasar di beberapa daerah.
"Produksi tahu ini berdasarkan data di dinas yang bersangkutan memiliki surat izin perdagangan sejak
9 Maret 2019," kata Dace.
Ia bersama instansi lain akan berkoordinasi untuk melakukan penyegelan terhadap dua pabrik tahu
tersebut pada Senin, 13 Juni 2022, meski sejak Sabtu siang aktivitas produksi tahu sudah dihentikan
paksa oleh BPOM.
31 Kg Jenis Serbuk
Sebelumnya, Kepala BPOM RI Penny K Lukito menyebutkan bahwa pihaknya mendapati 38 kilogram
formalin jenis serbuk dan 60 kilogram formalin jenis cair dari dua pabrik tahu yang berlokasi di
Kecamatan Parung, Bogor.
Menurutnya, BPOM bersama Kepolisian juga menyita sekitar 1.500 tahu yang siap didistribusikan ke
tiga pasar di berbagai daerah, yakni Pasar Ciputat, Pasar Parung, dan Pasar Jembatan Dua Jakarta.
Penny menyebutkan, sebagai sanksi awal, kedua pabrik tersebut ditutup sehingga tidak ada aktivitas
produksi tahu. Kemudian, kedua pemiliknya yang berinisial S (35) dan N (45) segera ditetapkan
sebagai tersangka.

