Page 165 - Badan POM Tindak Tegas Sarana Produksi Tahu Berformalin di Parung
P. 165

Judul              :  Dua Produsen Tahu Diringkus karena Pakai Formalin
               Nama Media         :  batampos.co.id
               Tanggal            :  6/13/2022
               Halaman/URL        :  https://news.batampos.co.id/dua-produsen-tahu-diringkus-karena-pakai-
                                     formalin/
               Tipe Media         :  Media Online



                                                                Formalin  merupakan  bahan  yang  tidak  boleh
                                                                digunakan  untuk  produk  yang  dimakan.
                                                                Sayangnya,  masih  banyak  produsen  yang
                                                                menggunakan  bahan  ini  untuk  pengawet.
                                                                Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
                                                                kembali menemukan dua pabrik tahu di Bogor
                                                                yang menggunakan formalin.

                                                                Kedua pabrik itu berada di Parung, Kabupaten
                                                                Bogor.  Pabrik  pertama,  disinyalir  omset
                                                                perbulannya  Rp  300  juta  dengan  kapasitas
                                                                produksi  2  ton  sehari.  Lalu  pabrik  kedua
                                                                omsetnya Rp 120 juta perbula dengan kapasitas
                                                                produksi 7 kuintal sehari. Tahu dari dua sarana
                                                                produksi ini didistribusikan ke pasar di Jakarta,
               Tangerang, dan Bogor.

               Kepala  BPOM  Penny  K.  Lukito,  kemarin  (12/6)  menjelaskan  bahwa  pelanggaran  yang  dilakukan
               tersangka  akan  dipersangkakan  terkait  unsur  pasal  memproduksi  dan  mengedarkan  pangan  yang
               mengandung bahan berbahaya. Ini sesuai dengan Pasal 136 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012
               tentang  Pangan.  “Tersangka  dapat  dijatuhi  sanksi  pidana  penjara  paling  lama  5  (lima)  tahun  atau
               denda  paling  banyak  Rp10  miliar,”  ujarnya.  Menurutnya,  bahaya  formalin  mungkin  tidak  dapat
               terlihat  langsung  mengganggu  kesehatan.  Namun  jika  dikonsumsi  rutin  dalam  jangka  waktu  yang
               lama dapat memicu iritasi saluran napas, sesak napas, pusing, gangguan pernapasan, rusaknya organ
               penting, hingga menyebabkan kematian.
               Ini  bukan  kali  pertama  BPOM  melakukan  penertiban  produsen  nakal  yang  menggunakan  bahan
               berbahaya.  Penny  mengakui  masih  ada  temuan.  Khusus  untuk  kasus  penggunaan  formalin  pada
               produksi pangan, sepanjang tahun ini ditemukan 22 sarana produksi pangan yang menyalahgunakan.
               Produsen ini tersebar di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera
               Barat,  dan  Kalimantan  Timur.  Jenis  pangan  olahan  yang  ditemukan  mengandung  formalin  yaitu
               produk tahu dan mie basah.

               “Langkah  pencegahan  dan  penindakan  terhadap  produsen  makanan  nakal  yang  menggunakan
               formalin juga sebenarnya telah dilakukan sejak lama,” ungkapnya. Pada 2016, Badan POM bekerja
               sama dengan salah satu distributor di Indonesia, melakukan uji coba untuk menambahkan zat pemahit
   160   161   162   163   164   165   166   167   168