Page 163 - Perpanjangan Batas Kadaluwarsa Vaksin COVID-19
P. 163
RA Adaninggar,dr,SpPD melalui akun Instagram @drningz menyatakan bahwa memperpanjang masa
kedaluwarsa adalah istilah yang tidak tepat. Sebenarnya ada dua istilah yang sering digunakan: Expired
Date (ED) dan Shelf life.
ED itu merujuk pada batas terjadinya penurunan efektivitas dan keamanan suatu vaksin bila digunakan
sejak dan setelah masuk tanggal yang dituliskan. Sedangkan Shelf Life itu merujuk pada mulai
menurunnya efektivitas suatu vaksin sejak tanggal yang dituliskan.
Ini terkait waktu penyimpanan dalam rak atau lemari pendingin. Secara umum, Shelf Life lebih pendek
daripada ED. Suatu vaksin bila sudah melewati Shelf Life, maka secara safety masih aman, hanya
efektivitasnya menurun. Bila sudah masuk fase ED, baik safety maupun efektivitas menurun.
Shelf Life utk vaksin baru seperti vaksin Covid ini biasanya dibuat lebih singkat daripada ED-nya. Setelah
data-data baru banyak masuk, baru ada penyesuaian.
Bila disebut ED tanggal X, maka berarti sejak tanggal X tsb, mulai masuk kategori expired. Sedangkan bila
ED ditulis hanya bulan-tahun, maka fase expired terjadi setelah melewati bulan yang ditulis tsb.
Penjelasan mudahnya adalah jika pabrik mengklaim ED sampai 3 tahun (2023), tapi karena vaksin baru,
BPOM memberi masa Shelf-life-nya 6 bulan dulu. Kemudian diperpanjang, berdasarkan ada data-data
baru yang masuk. Jadi, sebenarnya yang diperpanjang itu Shelf Life-nya bukan ED-nya.