Page 40 - Kunjungan Kerja ke Timur Tengah
P. 40

Untuk  itu,  Badan  POM  melakukan  langkah-langkah  konkret  terkait  implementasi
               Deklarasi Jakarta dan Rencana Aksi hasil pertemuan tersebut. Badan POM dan SFDA
               sepakat  untuk  mendukung  kesinambungan  forum  penting  ini  sehingga  dapat
               mewujudkan tujuan kemandirian suplai obat dan vaksin serta peningkatan akses dan
               ketersediaan obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, berkualitas, dan terjangkau bagi
               masyarakat di negara anggota OKI.

               Selain  berdiskusi  mengenai  tindak  lanjut  hasil  pertemuan  pertama  otoritas  obat
               negara anggota OKI, SFDA dan Badan POM juga bertukar informasi mengenai sistem
               pengawasan obat dan makanan di Arab Saudi dan Indonesia.

               Di bidang pangan, setidaknya ada empat isu strategis yang menjadi bahan diskusi,
               antara  lain  Sertifikasi  Halal  produk  pangan,  kolaborasi  dan  kerja  sama  Risk
               Assessment  in  Food,  Kebijakan  Sistem  Pengawasan  Keamanan  Pangan,  dan
               Program Healthy Food antara lain pengaturan label gizi termasuk gula, garam, lemak,
               dan transfat, yang terkait dengan penyakit tidak menular.

               “Badan POM mengajak SFDA untuk menguatkan komitmen kerja sama yang sudah
               berjalan,  termasuk  untuk  mendorong  perdagangan  kedua  negara,”  ukataPenny  K.
               Lukito.
               SFDA secara khusus menyampaikan apresiasi dan keinginannya untuk belajar dari
               Badan POM  yang  telah memenuhi standar internasional  bidang  obat,  dimana dari
               hasil  penilaian  WHO  Benchmarking,  Badan  POM  RI  telah  memperoleh  tingkat
               maturitas yang tinggi (maturity level 3 dan 4) dalam melaksanakan fungsi regulatori
               vaksin.
               Dengan pengawalan Badan POM, beberapa Industri Farmasi Indonesia mendapatkan
               status Pre-Qualification WHO (PQ-WHO) untuk produk obat dan vaksin sehingga lebih
               mudah menembus pasar global. Selain itu pencapaian Badan POM menjadi anggota
               Pharmaceutical  Inspection  Co-operation  Scheme  (PIC/s)  sejak  tahun  2012  juga
               diapresiasi  oleh  CEO  SFDA.  Hal  ini  menjadi  salah  satu  poin  penting  kerja  sama
               pendampingan Badan POM dalam upaya SFDA bergabung dalam PIC/s.

               H.E  Prof.  Hisham  bin  Saad  Al-Jadhey  sangat  berterima  kasih  dengan
               diselenggarakannya pertemuan bilateral ini. “Kami sangat menghargai Badan POM
               yang mau berbagi informasi dan pengalaman tentang sistem pengawasan obat dan
               makanan  di  Indonesia,”  tuturnya.  “Pandangan  kami  tentang  Indonesia  dan  Badan
               POM kini berubah. Begitu banyak pencapaian yang telah diraih Badan POM sehingga
               kami perlu banyak belajar dari Badan POM, baik secara substansi teknis maupun
               pengembangan organisasi yang berkualitas dan mandiri,” lanjut H.E Prof. Hisham.
               Penny K. Lukito mengutarakan hal senada.

               “Kami  bersemangat  untuk  bergerak  maju  bersama  SFDA,  terutama  untuk
               mewujudkan kemandirian otoritas obat negara anggota OKI. SFDA dan Badan POM
               sepakat  untuk  memulai  program  pengembangan  kapasitas  untuk  otoritas  obat
               negara-negara  OKI  pada  beberapa  topik  substansi  pengawasan,”  tukas  Kepala
               Badan POM.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45