Page 51 - Intensifikasi Pengawasan Pangan Jelang Natal Tahun 2020 dan Tahun Baru 2021_Neat
P. 51

Judul                 : 60.656 Kemasan Pangan Kedaluwarsa

               Nama Media            : nusabali.com

               Tanggal               : 25 Desember 2020

               Halaman/URL           : https://www.nusabali.com/berita/86933/60656-kemasan-
                                     pangan-kedaluwarsa

               Tipe Media            : Online



                                                              Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan
                                                              (BPOM)  menemukan  60.646  kemasan
                                                              pangan  kedaluwarsa  dalam  intensifikasi
                                                              pengawasan        pangan      di    seluruh
                                                              Indonesia  jelang  Natal 2020  dan  Tahun
                                                              Baru 2021.

                                                              "Pangan     kadaluwarsa      mendominasi
                                                              pelanggaran  yang  ditemukan,  yaitu
                                                              sebanyak  60.656  kemasan  atau  63,07
               persen," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam jumpa persnya di Jakarta, seperti
               dilansir Antara, Rabu.


               Ia  mengatakan  dalam  intensifikasi  pengawasan  tersebut  juga  ditemukan  pangan
               ilegal sebanyak 31.316 kemasan (32,56 persen) dan pangan rusak 4.201 kemasan
               (4,37                                                                             persen).

               BPOM,  kata  dia,  memeriksa  2.687  sarana  distribusi  pangan,  berupa  importir,
               distributor,  grosir  dan  ritel.  Hasilnya,  982  sarana  distribusi  Tidak  Memenuhi
               Ketentuan           (TMK)          yaitu         sebanyak           36,55          persen.

               Berdasarkan  lokasi  temuan,  kata  dia,  pangan  kadaluwarsa  banyak  ditemukan  di
               Baubau,       Bengkulu,      Sofifi,   Manggarai       Barat     dan     Banda       Aceh.

               Sementara,  lanjut  dia,  pangan  ilegal  banyak  didapatkan  di  Baubau,  Surakarta,
               Tangerang, Bengkulu dan Tarakan. Kemudian, pangan rusak banyak ditemukan di
               Kendari,          Baubau,           Manado,            Sorong           dan          Sofifi.

               "Melalui intensifikasi yang dilakukan oleh 33 Balai Besar/Balai POM dan 40 Kantor
               Badan  POM  di  kabupaten/kota  di  seluruh  Indonesia,  pengawasan  berfokus  pada
               pangan olahan Tanpa Izin Edar (TIE)/ilegal, kadaluwarsa dan rusak. Intensifikasi ini
               sudah        dimulai       sejak       akhir       November         2020,"        katanya.

               Penny  mengatakan  intensifikasi  pengawasan  jelang  Natal  dan  Tahun  Baru  itu
               merupakan  bentuk  pengawasan  post-market  yang  dilakukan  untuk  melengkapi
               pengawasan rutin BPOM. Kegiatan operasi/pengawasan itu dilakukan dengan target
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55